Jumat, 21 November 2014

AWAS! ADA DUKUN-DUKUNAN

Akan ada persembahan apa lagi ya setelah ini dari Teater Tjerobong Paberik???

Nah, pada tanggal 27 November 2014 nanti, akan ada “Paberik Karya 1” dimana ketua pelaksananya adalah Putut “Doseng” Indra.
Mungkin dari kalian semua yang masih asing dengan paberik karya akan bertanya-tanya," Apa sih  Paberik Karya itu? dan ada apa saja di Paberik Karya?”
 Paberik Karya adalah salah satu garapan besar Teater Tjerobong Paberik yang mempunyai tujuan mewadahi karya-karya para anggota Teater Tjerobong Paberik dimana selain pementasan juga mencakup lukisan, puisi, lagu dan masih banyak lagi yang lainnya. Sehingga di Paberik Karya nanti terdapat berbagai macam karya-karya para anggota. Selain itu, nantinya bakalan ada pementasan dimana pementasan tersebut dibagi menjadi pementasan opening up dan pementasan utama.
Nah, pasti pada penasaran kan bagaimana Paberik Karya 1 nanti.
Datang dan Saksikan Paberik Karya 1 pada tanggal 27 November 2014 bertempat di Gedung Serbaguna Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung mulai pukul 19.00 sampai selesai. Terbuka untuk umum.
Buat yang penasaran, jangan sampai nggak nonton yah. Dan buat yang udah tau sebelumnya tentang paberik karya, jangan sampai kalah eksis sama yang penasaran tadi yaaaah.









Kamis, 20 November 2014

Pementasan GHOIRU MAFHUM

Assalamuallaikum wr wb
Salam sejahtera bagi kita semua :D
Aaaalooohaa Sahabat TJP,  seniman maupun pecinta seni di seluruh dunia
Entah mengapa jika kita amati sejenak, Semakin hari kita melihat manusia semakin aneh-aneh saja. Entah itu tingkah, cara berpakaiannya, seseorang yang diidolakan, bahkan prinsip-prinsip yang dianutnya. Keanehan-keanehan yang mulai merebak ini mungkin ada yang berdampak positif ada pula yang berdampak negative.
Di Indonesia khususnya, Sering mungkin kita mendengar tentang “Ajaran sesat”, “sekte-sekte bebas”, “jihad dengan cara bunuh diri” dan masih banyak lainnya. Hal-hal tersebut adalah keanehan manusia yang diluar batas yang tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki dasar yang kuat tentang agamanya hingga berani menyelewengkan agama. Adanya penyelewengan agama tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan agama itu sendiri baik itu agama Islam,Kristen,Katolik,Hindu, dan Budha
Dari latar belakang penyelewengan agama yang yang kini mulai merisaukan tersebut, Teater Tjerobong Paberik mempersembahkan sebuah pementasan yang berjudul GHOIRU MAFHUM.
Pementasan GHOIRU MAFHUM,  ini disutradarai oleh Roma “Gori” dan juga sekaligus sebagai pembuat naskah. Sedangkan pemain yang terlibat adalah Agustina “Butek”, Wheny “Hipid”, Pratika “Kuna”, Ricky “Oyet”, Didin “Mugo”, Taufik “Ewon”, Adhita “Geroh”. Make up dan kostum dikerjakan oleh Ricky “Oyet” dan Fitria “Udang”.
Dalam pementasan GHOIRU MAFHUM, Teater Tjerobong Paberik lebih menonjolkan agama Islam, dimana pada waktu yang lalu agama Islam ke
mbali menjadi buah bibir. Bahwa Islam dianggap sebagai agama radikal atau disebut sebagai agama yang melenceng bahkan ekstrim sedangkan di Islam sendiri tidak seperti itu. Dalam Agama Islam mengajarkan keramah tamahan antar umat manusia dan tidak ada paksaan untuk masuk ke agama Islam sebagaimana yang telah dicantumkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ini dia beberapa foto yang menunjukan pementasan Ghoiru Mafhum... 







Rabu, 19 November 2014

PADA SUATU HARI

PADA SUATU HARI
            Pementasan teater kali ini TJP berkolaborasi dengan teater TEMMA 23, teater STUBA, teater UNGU, STSI, Binter Rider Club dan keluarga besar TAMAN SENIMAN yang menghasilkan suatu pementasan yang berjudul “PADA SUATU HARI”. Garapan kolaborasi ini dipimpin Dindin Najmudin (MUGO) dari Teater Tjerobong Paberik, karya Arifin C.Noer. Pementasan ini di suradarai oleh Egi Sadewa. Pertunjukan ini bertempat di jl. Taman Cibeunying Utara no.24 Bandung. Acara yang sudah berjalan ini, sukses terlaksana dan banyak mengundang penonton, bahkan membludak sehingga pementasan dilakukan dalam dua sesi.
Selain pemimpin produksi dari Teater Tjerobong Paberik ada lagi Roma Hamonangan (GORI), Endwi Afnia Sari (JIUNG), sebagai pemain dan Kevin Clay Martinus Ponco Nababan (KUMAR) sebagai publikasi. Para pemain antara lain Rimane Amajida, Imas Rukoyah, Yahani Yolanda, Tika Apriyanti, M Alif Maulana, Risa Salahfiyah, Zulfa F Amajida.
Pementasan PADA SUATU HARI ini bercerita, dimulai dari pernikahan yang dijalani 25 tahun tak membuat cinta kakek dan nenek menua, bahkan tampak harmonis. Mereka dikaruniai dua orang puteri, Novia dan Nita. Keduanya telah menikah dan tinggal bersama suaminya masing-masing. Novia di berkahi dua orang anak, Meli dan Feri, sedangkan kakaknya Nita belum diberkahi putera. Konflik dimulai ketika pada suatu hari seorang janda muda bernama Wenas, berkunjung kerumah Onda(kakek), nyonya Wenas adalah mantan kekasih Onda dulu, Wenas tidak dikaruniai putera, suaminya telah lama meninggal dunia, sehingga sehari-hari ia hanya ditemani oleh anjing kesayangannya yang ia beri nama Bison. Kedatangan nyonya Wenas kerumah Onda membuat nenek cemburu, nenek beranggapan bahwa suaminya masih menyimpan perasaanpada nyonya Wenas. Perbedaan semakin menjadi sampai akhirnya nenek memutuskan untuk bercerai dengan kakek. Tak sampai disitu, pada hari yang sama Novia datang mengunjungi kediaman orangtuanya dengan masalah yang sama, akibat kecemburuan ia pun meminta bercerai dengan suaminya. Novia cemburu kepada Icih, salah seorang pasien suaminya yang selalu berobat kerumahnya. Akhirnya kakek dan nenek menasehati Novia agar ia tidak mengambil keputusan yang di sertai amarah, karena masalah yang di selesaikan dengan amarah bukanlah keputusan yang bijak.

Ini dia foto-foto pementasan PADA SUATU HARI



Selasa, 18 November 2014

APA AKU DI MATAMU ??? (Memperingati Hari Pahlawan)

Assalamuallaikum wr wb..

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,


Apa Kabar sahabat TJP ? :D
Dalam rangka memperingati HARI PAHLAWAN 10 November lalu, Teater Tjerobong Paberik mengadakan Pementasan Insidental Berjudul “Apa Aku di Matamu? “ yang disutradarai oleh Putut “Doseng” Indra Kusuma .
 Pementasan ini bercerita tentang seseorang yang memperjuangkan mati-matian untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih meski banyak aral dan rintangan yang menghadang beliau tetap teguh kukuh melawan semua rintangan demi berkibarnya Sang Saka Merah Putih Namun, perjuangan tersebut hanya sia-sia ketika beliau kini bagaikan tak pernah ada, dilupakan, dan tak dihiraukan. Pementasan “Apa Aku di Matamu “ dilakukan di Lapangan Basket Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil dengan pemain antara lain Mega “Mupon” , Cindy “Cakos”, dan Putut “Doseng”.
Dari pementasan tersebut Teater Tjerobong Paberik berharap para penonton khuhusnya  mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil dapat mengingat kembali perjuangan para pahlawan-pahlawan yang telah mengorbankan seluruh tumpah darah demi memperjuangkan kemerdekaan INDONESIA dan dapat menumbuhkan semangat nasionalisme.

Ini dia foto-foto pementasan berjudul “Apa Aku di Matamu” ..