Jumat, 27 Oktober 2023

Dresscode Calon Anggota Teater Tjerobong Paberik Angkatan 25

Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Tjerobong Paberik
Student Center: Politeknik STTT Bandung
Email: teatertjerobongpaberik@gmail.com
Instagram: teater_tjp

Dresscode merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri para calon anggota dan mengekpresikan kreativitas dari dalam diri pesertanya. Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 hari pada tanggal 6 Oktober 2023 di lingkungan kampus Politeknik STTT Bandung. Pada tahun ini diikuti oleh 12 orang calon anggota Teater Tjerobong Paberik angkatan 25. Berikut daftar nama calon anggota dan karakter yang diperankan:


Jafar - Prajurit

Zahra - Pemulung

Yus - Cepot

Tirta - Banci

Syifa - ODGJ

Senin, 15 Mei 2023

KEPENGURUSAN TEATER TJEROBONG PABERIK 2023

Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Tjerobong Paberik.
Student Center: Politeknik STTT Bandung
Email: teatertjerobongpaberik@gmail.com
instagram: @teater_tjp

Menyesuaikan dengan sistem kampus yang mengharuskan mahasiswa pada semester 6 dan 7 untuk melaksanakan kerja industri. Maka sejak tahun lalu kepengurusan organisasi diwajibkan menjabat pada semester 4 dan 5. Tahun ini kepengurusan diisi oleh mahasiswa angkatan 2021 dan dibantu dengan angkatan 2022 selama 1 periode (kurang lebih 1 tahun).

Ketua Umum Teater Tjerobong Paberik disebut "PRODUSER" untuk kepengurusan tahun ini telah dipilih melalui sidang ririungan pada 5 Maret 2023. Adapun Produser Teater TJP yang terpilih:

PRODUSER: Nuri "Welang" Avrela Dian Firda

Setelah terpilihnya Welang dari hasil musyawarah maka selanjutnya dilaksanakan syair untuk membahas ad-art dan rapat kerja untuk membentuk badan kepengurusan dan membahasn pogram kerja. Adapun badan kepengurusan yang terbentuk:

SEKRETARIS: Cindy "Lonay" Latifah. H
FINANCE: Fayla "Gaper"
HRD: Wulan "Seuseu" 
ART: Zainul "Bonor" Rafi, Gina "Ajo" Priscilla, Nasya "Dogar"

Setelah pemilihan berlangsung secara internal organisasi, selanjutnya dilakukan pelantikkan dan peresmian oleh BEM-KM Politeknik STTT Bandung. Perhelatan kali ini dihadiri oleh 11/16 UKM di GSG Politeknik STTT Bandung pada hari Senin tanggal 15 Mei 2023. Adapun dokumentasi kegiatan tersaji di bawah ini:

Semoga para pengurus amanah.

Info lebih lanjut dapat menghubungi akun media sosial Teater TJP yang tertera.
Terima kasih.

Rabu, 02 Maret 2022

Mading TJP

Pabrik Karya 


Halo semuanya...
Kali ini Teater Tjerobong Paberik akan menghadirkan suatu Paberik Karya lohhh
Apa sih Paberik Karya ?
Paberik Karya merupakan suatu kegiatan dengan menampilkan hasil karya karya dari setiap anggota Teater Tjerobong Paberik di kampus Politeknik STTT Bandung.
terdapat lima penampilan :
  • Monolog 
Terdapat 2 penampilan monolog. Pertama, membawakan naskah yang berjudul “Tolong” karya N. Riantiarno dibawakan oleh Ghaisani "Hese" Ayu Hardinie. Mengisahkan seorang wanita yang dikurung setelah disiksa oleh majikannya karena melawan saat ingin diperkosa. Kedua, " Lamun" oleh Khairotul "Colam" Musfhira.

  • Puisi 
Puisi karya Gus Mus yang berjudul “Negeri Haha Hihi” oleh Marinia " Jastip " Amiany yang berisi suara rakyat yang diwakili oleh mahasiswa untuk mengkritik perilaku pemerintahan pada era ini dan menggambarkan keadaan Indonesia yang dipenuhi dengan kelucuan serta kekocakan yang memuakkan.
  • Musikalisasi Puisi
Membawakan puisi “Sia-sia” karya Chairil Anwar dengan aransemen Heri Widi Anggara. Puisi ini menggambarkan kedukaan dan  ketidak iklasan serta penyesalan setelah kematian sang pujaan.

  • Tari Kontemporer
Tarian berjudul “Belenggu” ini menceritakan seorang yang sudah lama ingin mengepsresikan jati dirinya dan menunjukan kepada semua orang bahwa dia bisa. Namun ia sangat takut akan pandangan orang lain dan cibiran orang tentang dirinya, karna itu dia lebih memilih bungkam dan membelengu diri.
  • Pantomim
Memeragakan beberapa orang yang sedang menunggu bus di halte. Penampilan ini berjudul “Menunggu Bus di Halte”.

Kamis, 30 September 2021

ALIRAN-ALIRAN SASTRA

 

ALIRAN-ALIRAN SASTRA

Aliran sastra merupakan haluan yang ditempuh seorang sastrawan dalam menguraikan karangannya. Terdapat tiga jenis aliaran sastra yaitu idealisme, materialisme,  dan eksistensialisme.

 

1. Idealisme

     Aliran idealisme merupakan aliran yang mengemukakan bahwa dunia ide, cita-cita, harapan adalah 

    dunia utama yang dituju dalam pemikiran manusia.

     Beberapa jenis aliran idealisme yaitu:


   a) Romantisme

        Aliran yang mengutamakan perasaan pengarang sehingga pembaca tersentuh setelah 

        membacanya.  Di dalam karangan romantisme, fantasi dan perasaaan seolah-olah lebih berkuasa.

        Contoh: Siti Nurbaya (Marah Rusli), Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (Hamka), Azab dan 

        Sengsara (Merari Siregar)

 

   b) Ekspresionisme

        Aliran yang melukiskan curahan perasaan pengarangnya berdasarkan pengalaman dan penglihatan 

        jiwanya. Aliran ini menekankan pada curahan jiwa dan tidak mementingkan peristiwa atau 

        kejadian nyata.

        Contoh: Isa (Chairil Anwar), Doa (Chairil Anwar)

 

   c. Mistisisme

        Aliran yang mengacu pada pemikiran mistik, yaitu pemikiran yang berdasasrkan kepercayaan 

        pada  Tuhan. Pengarangnya dalam mengungkapkan sesuatu berusaha untuk mendekatka diri pada 

        Tuhan.

        Contoh: Nyanyi Sunyi (Amir Hamzah), Kekasihku Abadi (Bahrun Rangkuti)

 

   d. Surealisme

        Aliran yang mengungkapkan kenyataan hidup secara berlebihan dengan melukiskan berbagai 

        objek dan tanggapan secara serentak. Karya sastra surealisme umumnya sulit dipahami karena 

        gaya tulisan yang terkesan agak kacau.

        Contoh: Radio Masyarakat (Rosihan Anwar), Merahnya Merah (Iwan Simatupang), Tidak Ada 

        Esok (Mochtar Lubis)

 

   e. Simbolisme

        Aliran yang melukiskan sesuatu melalui simbol atau lambang, seperti binatang atau benda-benda 

        lainnya.

        Contoh: Dengar Keluhan Pohon Mangga (Maria Amin), Mereka Bilang Saya Monyet (Djenar 

        Maesa Ayu), Tinjaulah Dunia Sana (Maria Amin)

 

2. Materialisme

    Aliran materialisme berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang bersifat kenyataan dapat diselidiki 

    dengan akal manusia (rumpunnektar.com).

    Aliran materialisme dapat dibagi menjadi beberapa aliran, antara lain:


    a) Realisme

        Aliran yang melukiskan sesuatu apa adanya atau keadaan sebenarnya. Pengarang umumnya lebih 

        objektif dalam memandang sesuatu tanpa mengikutsertakan perasaan.

        Contoh: Pada Sebuah Kapal (N.H. Dini), Keluarga Gerilya (Pramoedya Ananta Toer), Kota 

        Harmoni (Idrus)


   b) Impresionisme

        Aliran yang menekankan pada pengalaman dan penglihatan pengarang berdasarkan kesan sepintas 

        terutama oleh pancaindra.

        Contoh: Candi (Sanusi Pane), sajak-sajak terjemahan Chairil Anwar karya Maria Rilke

 

   c) Naturalisme

        Aliran yang melukiskan kenyataan secara terus terang dan sering cenderung bersifat jorok tanpa 

        mempedulikan baik buruk serta akibat negatif.

        Contoh: Belenggu (Armyn Pane), Catatan Harian Sang Koruptor (F.Rahardi), Bersatulah

        Pelacur-Pelacur Kota Jakarta (Rendra)

 

   d) Determinisme

        Aliran yang menggambarkan nasib buruk tokoh-tokoh cerita yang ditentukan oleh lingkungannya 

        atau takdir yang jatuh padanya.

        Contoh: Kuterima Penderitaan Ini Ibu (Motenggo Boesye), Atheis (Akhdiat

        Kartamiharja), Belenggu (Armyn Pane)

 

3. Eksistensialisme

    Aliran eksistensialisme merupakan aliran yang muncul karena ketidakpuasan atas dikotomi aliran 

    idealisme dan materialisme dalam memaknai kehidupan. Menurut Ahmad Tafsir, eksistensialisme 

    ingin mencari jalan keluar dari kedua pemikiran yang dianggap ekstrem itu yang berpikiran bahwa 

    manusia di samping ia sebagai subjek ia pun juga sekaligus sebagai objek dalam kehidupan ini.

    Contoh: karya-karya Iwan Simatupang




Tulisan: https://www.linguistikid.com/2016/11/mengenal-aliran-dalam-sastra.html


Rabu, 18 Agustus 2021

Rampai Puisi TJP



BAHAGIA

Oleh Lydia

 

Ada bahagia disana

Bersama berbagi tawa

Ada bahagia juga disini

Bahagia yang melihat lainnya bahagia

 

Malam yang gelap

Sepi... sunyi...

Mendengarkan lagu sendu

Bahagia menari sendiri

 

Malam bersama sinar rembulan

Dengan mu...

Berbagi kisah dan tawa

Bahagia sepanjang malam

 

Malam ini sendiri

Bersama bayangan

Memeluk kenangan

Bahagia... melihat lainnya

Bahagia


 

 WAKTU

Oleh Belinda


 Baru kemarin rasanya ku bertemu dengan mereka

Serasa ringan semua pikiran yang ada

Tak pernah sedetikpun terlintas di benak, bagaimana jika aku kehilangan salah satu dari mereka

 

Namun pada akhirnya waktu membantuku untuk menjawab

Bahkan untuk hal yang bahkan tak pernah kuharapkan

 

Kini hanya bisa mengirim do’a

Berharap yang terbaik

Dan menunggu untuk bertemu kembali nanti

 

 

 

KEMBALI

Oleh Nia

 

Sudah lama aku tak meredam rasa lewat majas yang indahnya tak terkira

Sudah lama aku tak berkata cinta kepada Dia yang rutin memberi bahagia

Sempat aku terikat pada baikNya yang berhasil memikat

Sempat aku terjatuh pada kasihNya yang berhasil membuat luluh

 

Tapi sayang, ditengah jalan ku mengejar Dia

Aku tersungkur dari denah singgasanaNya

Aku terpental ke arah berbeda

Pada sebuah tanjakan melelahkan

Pada sebuah portal mengerikan

 

Ingin ku kembali kepada Dia

Sang Pemilik Cinta Sebenarnya

yang tak bisa diuraikan lewat kata


 

 

 LAMUNANKU

Oleh Bunga

 

Sepi... lamunan tiada arti

Hati kini jadi beku kala purnama tiba

Ku menelusuri angan tanpa pasti

Menunggu akan jawabnya

 

Air mata kian menetes di pipi ini

Kasih sayang yang tidak lagi terasa

Rindu yang selalu menggantung di hati

Ufuk senja dalam tepian relung sukma

 

Seperti orang bodoh aku berdiri sendiri

Terus berkata pada hati bahwa itu tak apa

Kebahagiaan yang sudah dicederai

Meskipun sakit ini tetap cinta

 

Sepiku membunuh imaji dalam sunyi

Kepahitan mengunci dalam nostalgia

Adakah esok matahari bersinar kembali?

Saat dimana aku, kamu, dan dia bahagia

 

 

 

MASIH SAMA

Oleh Wahidah

 

Hari ini dan kemarin, masih sama

Sudah sejak lama

Terjajah benda tak kasat mata

Tercekam ketakutan dan kesulitan

Hidup serba terbatas, otak harus berfikir keras

Agar keluar dari derita

Semua berduka atas kematian

Para korban, juga rasa kemanusiaan

Entah sampai kapan

Kejenuhan ini memenjara

Bahkan akal pun sudah tak tersisa

Pulih, akankah nyata?

Atau hanya jadi angan belaka?

 

 

 

SECERCAH KENANGAN

Oleh Fariza

 

Setapak demi setapak...

Langkah fikirku menuju sebuah kenangan

Dimana hanya ada kata kita

Bercanda bersama...

Tertawa bersama...

Bahkan rasa sedih kita bagi berdua ...

 

Lalu sekarang, dimanakah dirimu?

Mengapa sekarang menjadi beku?

Dimanakah sifatmu yang dulu?

Kau tau, aku rindu denganmu...

Bagiku kaulah sandaran ternyaman

Untuk membagi kelu kesahku

 

Persahabatan yang kita bangun...

Seolah runtuh begitu saja...

Lalu, apakah semua akan seperti ini?

Jika benar, mungkin

Masa lalu yang kita lalui hanya sebuah angan

Yang tetap akan menjadi secercah kenangan...

 

 

 

PANDEMI

Oleh Ibrahim

 

Hari-hari terus berganti

Meninggalkan sakit yang tak terobati

Berjuang sendiri-sendiri

Hingga perlahan semua mati

 

Tak tahu kapan ini berhenti

Mungkin esok ataupun nanti

Hanya dapat berdoa pada ilahi

Agar semua pulih kembali

 

 


KELUT

Oleh Ghaisani

 

Aku tak tau sejak kapan itu

Hati ku mulai beradu

Pikiran pun tak menentu

Harus kah ku diamkan atau ku utarakan?


 Lidah ini kelut

Tanganku bertaut

Ku coba menepis semua rasa takut

Tapi tetap, aku tak sanggup

 

Biarlah rasa ini hanya untukku

Kau tak perlu tau

Rasa ini hanya aku dan tuhanku yang tau

Lalu akan ku adukan kau di dalam sujudku

 

 

 

BUMI DAN MATAHARI

Oleh Shilmi

 

Aku ini bagaikan bumi

Kau bagaikan matahari

Meskipun berjauhan tetap saja

cahaya dari sang matahari

dapat tersampaikan kepada sang bumi

 

Kau itu dekat

Namun hatiku seperti menyeru

ingin mengenggam hatimu

yang jauh bak bumi dan matahari

 

Apakah aku bisa menjadi matahari

yang selalu menerangi tanpa adanya pembalasan darimu?

Rela berkorban seperti lilin yang habis

demi menerangi kegelapan tanpa adanya

harapan untuk mendapat balasan


Percayalah, aku sebenarnya sudah lelah

menyimpan perasaan yang mungkin kau

tidak akan mengira aku mempunyainya

 

Tapi percayalah, aku dengan menemanimu saja sudah merasa bahagia

Dengan didekatmu saja aku sudah

merasa cukup dan sebenarnya kau tak layak untuk sendirian

dan aku disini untuk menemanimu selagi aku masih bisa berdiri tegak

Meskipun ku tau dirimu hanya ingin tubuh ini segera tumbang

 

 

 

BUKAN

Oleh Mardhiyyah

 

Untuk tali yang diberikan padanya

Yang hampir jatuh dari tebing.

Selamatkan dari akhir.

 

Untuk jemari yang menautkannya

dari rasa sedih jua frustasi.

Untuk frasa yang tertuang dari lisan,

tenangkan hati yang hampa.

 

Untuk jiwa yang senantiasa berdiri ditepi kenestapaan-

 

Kendati itu terlalu nyata, harap yang kemudian tumbuh,

Tapi bukan rasa yang ingin jadikan balasan.

Ia hanya kasian pada (mu) rasa kesepiannya, dan rasa kemanusiaanya.

 

Sekali lagi digaungkan, bukan!

Berbaliklah

 

 

 

EGO

Oleh Laela

 

Kau yang selalu datang di celah waktu

Sungguh datang kapanpun jika kau mau

Apa lagi saat dimana ku tak mau

Begitulah cara yang kulakukan?

Menguasai segala hasrat didalam diriku

Tanpa mengenal dan menyentuh hatiku

Berkuasa dalam hidupku

Berfikir kau selalu yang menjadi ratu di kerajaan

Dengan hanya ingat aku ada, saat kau tiada.

 

 

 

BERJUANG

Oleh Tasya

 

Disaat sepi rasa menghilang

Terlalu benci rasa mendalam

Mencoba bertahan tak berjuang

Melihatnya berdiri terdiam

 

Harapan yang tak disangka

Menemani hari yang tak berujung

Pintu yang seakan inginku buka

Haruskah aku membukanya dan masuk

 

Berbicara hanya menjadi bekas luka

Tak terucap kata menjadi kuat

Seolah kata yang melepas duka

Yang bercerita menjadi cerita

 

Sekarang sudah waktunya berjalan keluar melewati pintu itu

Membuatmu kuat menjalaninya

Karna pintu itu selalu terbuka untukku

 

 

 

RASA MENJADI KATA

Karya : Zahira

 

Sekarang aku lupa caranya,

Bagaimana menulis kata atau tanya.

Lama tak ada rasa yang kutulis,

Karna kini kubiarkan kata luka terkikis.

Kata-katanya hilang begitu mudah

Aku hanya mencoba teralih dari yang sudah.

Serasa tak ada yang luka,

Atau mungkin aku mudah lupa.

Yang aku ingat,

Dulu aku suka kembali melihat lihat

Hingga sebuah rasa yang lama

Dapat menjadi kata-kata umpama

Tapi aku lupa caranya

Bagaimana cara rasa dapat menjadi kata.

 

 

 

NESTAPA

Oleh Rico

 

Kau bilang hari esok kan bahagia

Tapi kenyataanya?

Hanya rasa sakit yang kian hari kian terasa

Kini hanya berujung nestapa

 

Kukira kau penyembuh luka

namun kau buat itu semakin menganga

Di antara banyak aksara

Kau anggap diriku sebagai apa?

  

Lagi-lagi diriku jatuh ke jurang yang sama

Terlena akan indahnya cinta.

 

 

 

ABU-ABU

Oleh Colam

 

Antara hitam dan putih hanya ketidakpastian

Layaknya langit mendung yang membuat bimbang

Kita dapat melihat masa lalu tapi tidak dengan masa depan

Banyak yang membual padaku dengan khayal ramalan

Kala nanti bagiku bersifat rahasia dan menjadi misteri

Seperti tahun-tahun kelabu ini yang menusuk di hati

Perlahan mulai memudarkan semua janji dan mimpi

Penuh bimbang dan dilanda sepi


 

 

 HAMPA

Oleh Sumo


 Pijar cahaya kecil menerobos masuk menerangi ruang-ruang hampa

Sepasang bola mata menatap diding kosong lusuh penuh noda

Langkah kaki berderap menyelinap masuk mengacaukan suasana sepi ruang yang kosong

Terhenti langkah itu terhenti seketika tangan-tanga kotor yang lusuh menggerayangi tubuh menelusuri inchi demi inchi lekuk tubuh ini

Seketika mulut ini berteriak tapi tangan kotor itu menutup dan dengan pelan mengoyak mulut ini

Ari mata menerobos dan keluar membasahi pipi

Dengan isak yang tertahan

Seketika cehaya- cahhaya kecil itu menghilang dan menjauh dari diri ini

Gelap, gelap, dan gelap

Hampa, hampa, dan hampa

Itu yang kurasa

 

 

 

DARI DIA UNTUK SENJA

Oleh Qo’abh

 

Kadang jingga merona

Tak jarang juga hitam kelabu

Ya itulah senja

Indah sebagaimana rupanya

 

Orang itu adalah senja baginya

Setiap hari ia selalu mengagumi senja

Walau pada akhirnya

Senja akan berbaur dengan kegelapan

Dan hembusan angin malam pun meninggalkannya

 

Aku pun menjadi heran

Mengapa ia tak terusik?

Mengapa ia terus bertahan?

 

Senja akan terus mengingatnya

Akan segala mimpinya

Dan semua rasa bahagianya

Serta rasa dukanya

Senja juga membuatnya berani

Untuk terus melangkah maju

 

Dan ini adalah semua rasa

Serta cerita

Dari dia untuk senja




Terima kasih telah membaca ðŸ˜Š

Follow akun media sosial Teater Tjerobong Paberik untuk melihat kegiatan terbaru lainnya!

Instagram    : @teater_tjp

Twitter        : @TeaterTJP

Youtube      : Tjerobong Paberik