BAHAGIA
Oleh Lydia
Ada bahagia disana
Bersama berbagi tawa
Ada bahagia juga disini
Bahagia yang melihat lainnya bahagia
Malam yang gelap
Sepi... sunyi...
Mendengarkan lagu sendu
Bahagia menari sendiri
Malam bersama sinar rembulan
Dengan mu...
Berbagi kisah dan tawa
Bahagia sepanjang malam
Malam ini sendiri
Bersama bayangan
Memeluk kenangan
Bahagia... melihat lainnya
Bahagia
Oleh Belinda
Serasa ringan semua pikiran yang ada
Tak pernah sedetikpun terlintas di benak,
bagaimana jika aku kehilangan salah satu dari mereka
Namun pada akhirnya waktu membantuku untuk
menjawab
Bahkan untuk hal yang bahkan tak pernah
kuharapkan
Kini hanya bisa mengirim do’a
Berharap yang terbaik
Dan menunggu untuk bertemu kembali nanti
KEMBALI
Oleh Nia
Sudah lama aku tak meredam rasa lewat majas
yang indahnya tak terkira
Sudah lama aku tak berkata cinta kepada Dia
yang rutin memberi bahagia
Sempat aku terikat pada baikNya yang berhasil
memikat
Sempat aku terjatuh pada kasihNya yang berhasil
membuat luluh
Tapi sayang, ditengah jalan ku mengejar Dia
Aku tersungkur dari denah singgasanaNya
Aku terpental ke arah berbeda
Pada sebuah tanjakan melelahkan
Pada sebuah portal mengerikan
Ingin ku kembali kepada Dia
Sang Pemilik Cinta Sebenarnya
yang tak bisa diuraikan lewat kata
Oleh Bunga
Sepi... lamunan tiada arti
Hati kini jadi beku kala purnama tiba
Ku menelusuri angan tanpa pasti
Menunggu akan jawabnya
Air mata kian menetes di pipi ini
Kasih sayang yang tidak lagi terasa
Rindu yang selalu menggantung di hati
Ufuk senja dalam tepian relung sukma
Seperti orang bodoh aku berdiri sendiri
Terus berkata pada hati bahwa itu tak apa
Kebahagiaan yang sudah dicederai
Meskipun sakit ini tetap cinta
Sepiku membunuh imaji dalam sunyi
Kepahitan mengunci dalam nostalgia
Adakah esok matahari bersinar kembali?
Saat dimana aku, kamu, dan dia bahagia
MASIH SAMA
Oleh Wahidah
Hari ini dan kemarin, masih sama
Sudah sejak lama
Terjajah benda tak kasat mata
Hidup serba terbatas, otak harus berfikir keras
Agar keluar dari derita
Semua berduka atas kematian
Para korban, juga rasa kemanusiaan
Entah sampai kapan
Kejenuhan ini memenjara
Bahkan akal pun sudah tak tersisa
Pulih, akankah nyata?
Atau hanya jadi angan belaka?
SECERCAH KENANGAN
Oleh Fariza
Setapak demi setapak...
Langkah fikirku menuju sebuah kenangan
Dimana hanya ada kata kita
Bercanda bersama...
Tertawa bersama...
Bahkan rasa sedih kita bagi berdua ...
Lalu sekarang, dimanakah dirimu?
Mengapa sekarang menjadi beku?
Dimanakah sifatmu yang dulu?
Kau tau, aku rindu denganmu...
Bagiku kaulah sandaran ternyaman
Untuk membagi kelu kesahku
Persahabatan yang kita bangun...
Seolah runtuh begitu saja...
Lalu, apakah semua akan seperti ini?
Jika benar, mungkin
Masa lalu yang kita lalui hanya sebuah angan
Yang tetap akan menjadi secercah kenangan...
PANDEMI
Oleh Ibrahim
Hari-hari terus berganti
Meninggalkan sakit yang tak terobati
Berjuang sendiri-sendiri
Hingga perlahan semua mati
Tak tahu kapan ini berhenti
Mungkin esok ataupun nanti
Hanya dapat berdoa pada ilahi
Agar semua pulih kembali
KELUT
Oleh Ghaisani
Aku tak tau sejak kapan itu
Hati ku mulai beradu
Pikiran pun tak menentu
Harus kah ku diamkan atau ku utarakan?
Ku coba menepis semua rasa takut
Tapi tetap, aku tak sanggup
Biarlah rasa ini hanya untukku
Kau tak perlu tau
Rasa ini hanya aku dan tuhanku yang tau
Lalu akan ku adukan kau di dalam sujudku
BUMI DAN MATAHARI
Oleh Shilmi
Aku ini bagaikan bumi
Kau bagaikan matahari
Meskipun berjauhan tetap saja
cahaya dari sang matahari
dapat tersampaikan kepada sang bumi
Kau itu dekat
Namun hatiku seperti menyeru
ingin mengenggam hatimu
yang jauh bak bumi dan matahari
Apakah aku bisa menjadi matahari
yang selalu menerangi tanpa adanya pembalasan
darimu?
Rela berkorban seperti lilin yang habis
demi menerangi kegelapan tanpa adanya
harapan untuk mendapat balasan
Percayalah, aku sebenarnya sudah lelah
menyimpan perasaan yang mungkin kau
tidak akan mengira aku mempunyainya
Tapi percayalah, aku dengan menemanimu saja
sudah merasa bahagia
Dengan didekatmu saja aku sudah
merasa cukup dan sebenarnya kau tak layak untuk
sendirian
dan aku disini untuk menemanimu selagi aku
masih bisa berdiri tegak
Meskipun ku tau dirimu hanya ingin tubuh ini
segera tumbang
BUKAN
Oleh Mardhiyyah
Untuk tali yang diberikan padanya
Yang hampir jatuh dari tebing.
Selamatkan dari akhir.
Untuk jemari yang menautkannya
dari rasa sedih jua frustasi.
Untuk frasa yang tertuang dari lisan,
tenangkan hati yang hampa.
Untuk jiwa yang senantiasa berdiri ditepi
kenestapaan-
Kendati itu terlalu nyata, harap yang kemudian
tumbuh,
Tapi bukan rasa yang ingin jadikan balasan.
Ia hanya kasian pada (mu) rasa kesepiannya, dan
rasa kemanusiaanya.
Sekali lagi digaungkan, bukan!
Berbaliklah
EGO
Oleh Laela
Kau yang selalu datang di celah waktu
Sungguh datang kapanpun jika kau mau
Apa lagi saat dimana ku tak mau
Begitulah cara yang kulakukan?
Menguasai segala hasrat didalam diriku
Tanpa mengenal dan menyentuh hatiku
Berkuasa dalam hidupku
Berfikir kau selalu yang menjadi ratu di
kerajaan
Dengan hanya ingat aku ada, saat kau tiada.
BERJUANG
Oleh Tasya
Disaat sepi rasa menghilang
Terlalu benci rasa mendalam
Mencoba bertahan tak berjuang
Melihatnya berdiri terdiam
Harapan yang tak disangka
Menemani hari yang tak berujung
Pintu yang seakan inginku buka
Haruskah aku membukanya dan masuk
Berbicara hanya menjadi bekas luka
Tak terucap kata menjadi kuat
Seolah kata yang melepas duka
Yang bercerita menjadi cerita
Sekarang sudah waktunya berjalan keluar
melewati pintu itu
Membuatmu kuat menjalaninya
Karna pintu itu selalu terbuka untukku
RASA MENJADI KATA
Karya : Zahira
Sekarang aku lupa caranya,
Bagaimana menulis kata atau tanya.
Lama tak ada rasa yang kutulis,
Karna kini kubiarkan kata luka terkikis.
Kata-katanya hilang begitu mudah
Aku hanya mencoba teralih dari yang sudah.
Serasa tak ada yang luka,
Atau mungkin aku mudah lupa.
Yang aku ingat,
Dulu aku suka kembali melihat lihat
Hingga sebuah rasa yang lama
Dapat menjadi kata-kata umpama
Tapi aku lupa caranya
Bagaimana cara rasa dapat menjadi kata.
Oleh Rico
Kau bilang hari esok kan bahagia
Tapi kenyataanya?
Hanya rasa sakit yang kian hari kian terasa
Kini hanya berujung nestapa
Kukira kau penyembuh luka
namun kau buat itu semakin menganga
Di antara banyak aksara
Kau anggap diriku sebagai apa?
Lagi-lagi diriku jatuh ke jurang yang sama
Terlena akan indahnya cinta.
ABU-ABU
Oleh Colam
Antara hitam dan putih hanya ketidakpastian
Layaknya langit mendung yang membuat bimbang
Kita dapat melihat masa lalu tapi tidak dengan
masa depan
Banyak yang membual padaku dengan khayal
ramalan
Kala nanti bagiku bersifat rahasia dan menjadi misteri
Seperti tahun-tahun kelabu ini yang menusuk di
hati
Perlahan mulai memudarkan semua janji dan mimpi
Penuh bimbang dan dilanda sepi
Oleh Sumo
Sepasang bola mata menatap diding kosong lusuh
penuh noda
Langkah kaki berderap menyelinap masuk
mengacaukan suasana sepi ruang yang kosong
Terhenti langkah itu terhenti seketika
tangan-tanga kotor yang lusuh menggerayangi tubuh menelusuri inchi demi inchi
lekuk tubuh ini
Seketika mulut ini berteriak tapi tangan kotor
itu menutup dan dengan pelan mengoyak mulut ini
Ari mata menerobos dan keluar membasahi pipi
Dengan isak yang tertahan
Seketika cehaya- cahhaya kecil itu menghilang
dan menjauh dari diri ini
Gelap, gelap, dan gelap
Hampa, hampa, dan hampa
Itu yang kurasa
DARI DIA UNTUK SENJA
Oleh Qo’abh
Kadang jingga merona
Tak jarang juga hitam kelabu
Ya itulah senja
Indah sebagaimana rupanya
Orang itu adalah senja baginya
Setiap hari ia selalu mengagumi senja
Walau pada akhirnya
Senja akan berbaur dengan kegelapan
Dan hembusan angin malam pun meninggalkannya
Aku pun menjadi heran
Mengapa ia tak terusik?
Senja akan terus mengingatnya
Akan segala mimpinya
Dan semua rasa bahagianya
Serta rasa dukanya
Senja juga membuatnya berani
Untuk terus melangkah maju
Dan ini adalah semua rasa
Serta cerita
Dari dia untuk senja
Terima kasih telah membaca 😊
Follow akun media sosial Teater Tjerobong Paberik untuk melihat kegiatan terbaru lainnya!
Instagram : @teater_tjp
Twitter : @TeaterTJP
Youtube : Tjerobong Paberik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar