Sabtu, 31 Juli 2021

Cerpen "Hujan" - Karya Ghaisani


Hujan

Cerpen Karya : Ghaisani Ayu Hardinie


Di pagi hari yang cerah ini adalah hari yang baru bagi Sea Almeera Dalton ini adalah hari pertamanya bersekolah. Iya baru saja kembali setelah 5 tahun menetap di negeri Gingseng Korea karena ayahnya John Dalton yang harus mengatur perusahaan di cabang Korea dan ibunya yang mengurusi butik dengan merek ternamanya. Sea tahu sulit sekali untuk kembali beradaptasi dengan sekitar setelah 5 tahun meninggalkan negeri ini.

"Seaaa bangun ini sudah jam 6 kau akan terlambat nak" teriak mami Emely dari lantai bawah.

Sea terperanjat seketika setelah mendengar teriakan Mama Emely lalu berlari untuk mandi dan mengejar waktu agar tidak terlambat. Ia menggunakan seragam baru nya mengikat rambutnya yang tergerai dan membubuhkan sedikit liptint di bibirnya. Sekarang ia siap untuk berangkat, ia mengambil tasnya lalu berlari kelantai bawah menemui Emely.

"Mami aku pamit " ujar Sea.

"Sarapan dulu" ucap Emely meminta anaknya untuk sarapan.

"Tidak mi tidak akan sempat aku akan sarapan di kantin sekolah saja maaf kan anak mu ini mami" ujar Sea lalu mencium tangan Emely.

Lima belas menit lagi bel masuk tapi ia masih di perjalanan terjebak padatnya jalanan di pagi hari membuat Sea sedikit kesal di hari pertamanya bersekolah ini. Sungguh bukan ini yang ia harapkan melainkan datang pagi dan berkeliling melihat betapa megahnya sekolah barunya.

Jalanan kota semakin padat padahal ia sudah sangat dekat dengan sekolah Victoria didepan sana dengan gerbang hitam menjulang besar yang sebentar lagi akan tertutup.

"Tak akan ku biarkan kau tertutup sebelum aku melewati mu." gumam Sea dalam hati.

"Pak turun kan aku disini." pinta Sea pada supir pribadinya itu.

Pak supir meminggirkan kendaraan untuk menurunkan Sea. Sea berlari terengah-engah menatap gerbang yang akan tertutup sebentar lagi.

"Brukk" ia bertabrakan tepat di depan gerbang besar itu. Sea tersungkur, lututnya memar dan tangannya penuh dengan luka dan darah.

"Kau baik baik saja ?" tanya lelaki itu, dia yang bertabrakan dengan Sea namun ia hanya mendapatkan luka kecil di bagian sikutnya.

"Aku baik baik saja" jawab Sea, ia mencoba untuk berdiri mencoba bertumpu dengan kakinya sendiri namun luka itu membuatnya lemah, ia terjatuh kembali. Tak dapat di pungkiri luka memar di bagian kakinya membuatnya sedikit meringis.

"Aku akan membantumu " ujar lelaki itu.

Sea hanya bisa pasrah akan keadaannya sekarang jika Emely tahu pasti ia akan di marahi habis habisan. Emely benci melihat putrinya tersakiti maka dari itu sejak Sea lahir kedunia ia selalu memanjakan Sea dengan segala hal yang ia punya. Anak lelaki itu memapah Sea berjalan menuju ruang kelasnya.

"Kenapa kau mengantarku kekelas mu?" tanya Sea.

"Semua anak kelas tahu bahwa kau itu murid baru di kelas ini" jawan anak lelaki itu.

Sea hanya menjawab dengan anggukan.

"Tunggu disini aku akan mengambilkan mu obat" ujar anak lelaki itu lalu pergi seketika.

Sea memperhatikan luka di bagian tubuhnya memar membiru dan mulai bernanah di bagian lututnya dan lecet berdarah di bagian telapak tangan dan sikutnya. Hari ini hancur mulai dari Sea yang terlambat bangun, kepadatan lalu lintas di pagi hari hingga tersungkur, nanti apalagi?. Lelaki itu kembali dengan membawa sebuah kotak bertuliskan P3K. Ia berjalan menghampiri Sea yang tengah duduk memperhatikan luka dia tanganya dan sesekali meringis.

"Sini biar ku obati lukamu". Sea hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan lelaki itu.

Ia mulai membersihkan luka Sea satu persatu dengan hati hati lalu membubuhkan obat merah dan memperbannya.

"Sudah selesai". Ujar lelaki itu.

"Terimakasih" ucap Sea.

Lelaki itu hanya menggangukan kepala lalu berjalan meninggalkan Sea. Belum sempat ia berjalan Sea menarik lengan kirinya membuat ia berbalik dan menatap Sea.

"Kau juga terluka biar aku yang obati luka mu" ujar Sea.

"Ini hanya luka kecil kau tak usah khawatir"

"Tapi itu akan infeksi jika tak di obati ".

Sea tak memerdulikan ucapan lelaki itu ia menarik lengannya membuat lelaki itu terduduk di atas meja yang ada tepat di sebelahnya. Sea mulai mengobati luka itu dengan perlahan lalu menutupnya dengan plester.

"Selesai" ucap Sea lalu tersenyum.

Lelaki itu menatap Sea garis senyum terukir di wajahnya.

"Mulai saat ini jika kau butuh sesuatu bilang saja padaku aku akan membantumu..... Sea " ujar lelaki itu lalu berdiri dan duduk kembali tepat di sebelah Sea.

Sea memicingkan matanya satu pertanyaan berputar putar di otaknya.

"Bagaimana kau tau namaku?" Tanya Sea.

"Nametag mu, oh ya nama ku Michle Espinosa kau Sea Almeera Dalton kan " jawab lelaki itu memamerkan senyumannya.

Michle Espinosa anak lelaki itu adalah keluarga kaya berdarah Amerika Indonesia. Ia lahir di Indonesia dan pada umur 7 tahun ia harus pindah ke Amerika  karena ayahnya yang baru saja di pindah kerjakan di Amerika ia baru kembali setahun yang lalu setelah sekian lama ia merindukan Indonesia akhirnya ia bisa kembali ke tempat kelahirannya ini.

Kali ini mereka mulai berbincang Sea yang banyak bicara dan bertanya segala hal tentang sekolah ini dan juga tentang keluarga Michle. Michle ia itu anak lelaki yang dingin tidak pernah peduli dengan sekitarnya tapi entah kenapa ia berubah seketika saat Sea masuk kedalam hidupnya. Ia mulai terbuka dan menceritakan kehidupannya pada Sea. Aneh bahkan Michle sendiripun merasakannya, ia tahu bahwa ada yang aneh dengan dirinya. Michle yang dingin kini sudah berubah menjadi hangat. Tapi hanya pada Sea.

Pagi ini Sea kembali bersemangat untuk sekolah mengingat akan Michle teman barunya yang sangat menyenangkan. Sea tidak berhenti bercerita tentang Michle kepada Emely walaupun setelah pulang sekolah kemarin Sea terkena marah Emely karena tidak berhati hati. Memang Sea belum memiliki banyak teman seperti yang lainnya tapi menurutnya itu sudah jauh lebih baik dari pada tidak sama sekali. Hari ini ia duduk bersama dengan Michle berbincang akan banyak hal yang tak disangka mereka memiliki banyak kesamaan sama sama menyukai hujan. Bermain air di bawah hujan adalah hal kesukaan Sea karena banyak kejadian hangat yang terjadi saat hujan.

"Sea " panggil Michle.

"Malam sabtu nanti aku akan tampil kau harus menonton ku dan lihat seberapa kerennya aku bermain drum " ucap Michle di sertai senyuaman .

Sea tertawa melihat temannya yang dengan percaya dirinya menunjukan kalau ia keren.

Michle akan tampil di acara Promnight sekolah malam sabtu nanti. Ia akan tampil sebagai drumer dia atas panggung, menebarkan pesona seorang Michle Espinosa.

"Iya aku akan menonton mu dan jadi penggemar dengan teriakan paling kencang" ujar Sea di iringi tawa keduanya.

"Sea itu ada kaka kelas memanggil mu di luar" ujar Gracia salah satu teman sekelas Michle dan Sea.

"Aku?" Tanya Sea. Ia merasa belum ia masih belum mengenal banyak orang apalagi seorang kakak kelas bahkan berjalan di depan koridor kelas 12 saja ia belum pernah.

"Cepat hampiri dia, aku juga akan pergi untuk berlatih band" ujar Michle lalu meninggalkan Sea.

"Hati hati dengannya Sea aku khawatir akanmu " ujar Gracia.

"Aku akan berhati hati"

Sea berjalan keluar menghampiri kakak kelas yang sudah menunggunya sedari tadi. Tapi belum saja ia berhenti kakak kelas itu sudah meneriakinya.

"Hey bocah, kau siapa berani berani dekat dengan Michle? Kamu tidak tahu siapa aku hah ?" Tanya kakak kelas itu dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Maaf kak tapi aku hanya berteman dengannya tidak ada maksud lain dan aku juga tidak tahu siapa kakak " ujar Sea ketakutan.

"Aku ini Jenny kekasih Michle " ujarnya dengan percaya diri.

Sea terperangap seketika setelah mendengar akan hal itu, ia masih tak percaya dari awal ia berbincang dengan Michle mengapa ia tak pernah bicara bahwa ia memiliki kekasih.

"Jangan berani berani kau dekati Michle jika tidak kau akan terus berurusan denganku " ujarnya lalu pergi meninggalkan Sea.

Sea merasa matanya memanas, air matanya sudah tak terbendung lagi. Ia berlari menuju taman dan duduk dibangku taman seraya menutupi wajahnya yang sudah di penuhi air mata, ia benci hal ini. Hujan tiba tiba saja turun membasahi rerumputan hijau di hadapannya, huja turun di saat yang tidak tepat kini Sea sedang bersedih mengapa ia harus turun. Ia tak berlari seperti orang orang yang berhamburan saat turun hujan Sea menikmati setiap tetes air hujan sebagai nikmat terbaik yang tuhan berikan kepada Sea. Ia kini masih bersedih di bawah hujan deras yang mulai mulai menggenangi jalan. Ia masih tetap menyukai hujan hanya saja sekarang ia sedang bersedih.

"Aku mencari mu kemana mana tapi kau di sini" ujar Michle.

Sea terperanjat seketika melihat Michle. Michle menghampiri Sea dan duduk tepat di sebelahnya. Ia mengarahkankan kepala Sea agar ia bersandar di bahunya. Mereka duduk menikmati hujan di setiap tetesnya berbagi kehangatan karena bersama saling merangkul peduli akan satu sama lain.

"Maafkan aku yang terlambat menghampirimu Sea, maaf" ujar Michel.

"Tadi Gracia memberitahuku bahwa kau menangis karena Jenny" lanjut Michel.

"Jujurlah Mic dia kekasihmu kan, mengapa kau tidak bercerita kepadaku ?" Tanya Sea memastikan.

"Aku bukan pacarnya ia hanya terobsesi untuk jadi pacarku" jawab Michel.

"Jangan sedih lagi aku tak bisa melihatmu bersedih, mari bermain di bawah hujan berasamaku" ajak Michel.

Sea hanya membalasnya dengan anggukan di sertai senyum terbaiknya.

Hujan kali ini tidak sepenuhnya kesedihan, dinginnya air hujan berubah menjadi kehangatan. Semua berubah seketika saat ada Michle di sisinya, tak semua pertemanan itu bahagia kadangkala Sea harus merasakan sedihnya berteman dengan lelaki yang memiliki banyak penggemar seperti Michle. Perilaku dingin Michle yang dikenal orang banyak itu sirna dengan sendirinya ketika ia dihadapkan dengan seorang Sea Almeera Dalton satu satunya  wanita yang dapat menghangatkan dinginnya seorang Michle espinosa.

Sea percaya bahwa setiap hujan turun pasti ada kebahagian dia dalamnya. Dan terbukti sekarang ia sedang bermain di bahwah hujan dengan seorang Michel, lelaki dingin yang memiliki banyak penggemar. Malam Sabtu kini menjadi malam yang sangat Sea tunggu. Untuk pertama kalinya ia mengikuti acara sekolah sekarang ia tengah sibuk mencari baju untuk ia pakai di acara malam nanti.

"Mami aku bingung aku akan memakai baju apa di malam promnight nanti?" Tanya Sea bingung.

"Pakai saja baju yang baru mami belikan kemarin, dress selutut berwarna biru tua itu" jawab Emely.

Sea mengangguk tanda setuju.

Ia mulai beranjak menuju kamar mandi lalu bersiap merapikan diri. Ia menggunakan dress biru tua dengan panjang selutut dipadu padankan dengan sepatu berwarna putih dan tas putih, membiarkan rambutnya terurai dan membubuhkan make up tipis di wajahnya. Sekarang ia siap.

"Sea cepatlah Michle menunggumu" ujar Emely dari lantai bawah.

Emely memang sudah mengenal Michle karena ia sering ke rumah hanya untuk bermain atau pun mengerjakan tugas bersama Sea. Sea merapikan tatanannya sekali lagi lalu beranjak pergi menghampiri Emely dan Michle di lantai bawah.

"Ayo berangkat " ajak Sea lalu berpamitan.

Mereka berjalan beriringan menuju mobil hitam yang terparkir tepat di depan rumah Sea.  Seperti biasanya mereka berbincang akan banyak hal mereka tak pernah merasa bosan satu sama lain mereka saling menikmati kebersamaan tanpa sadar ada rasa yang tumbuh seceara perlahan.

"Sea.... hari ini kamu berbeda" ujar Michle.

"Iya aku mengurai rambutku hari ini" jawab Sea polos.

"Bukan Sea, kau cantik hari ini" ucap Michle.

Mata Sea membelalak mendengar perkataan Michle tadi. Jantungnya berdetak tak karuan, pipinya panas dan memunculkan warna merah merona seketika. Sea memalingkan wajahnya malu.

Sesampainya mereka harus berpisah karena Michle yang harus menghampiri teman seper band nannya sedangkan Sea harus pergi menghampiri anak kelas lainnya.

"Kau harus menontonku paling depan oke" ujar Michle seraya mengusap rambut Sea lalu pergi meninggalkan Sea.

Pipi Sea kembali merona ia merasa ada yang aneh dengan dirinya akhir akhir ini. Sea menghampiri teman sekelasnya, mereka berkumpul tepat di bawah tenda khusus guru.

Ia berbincang dengan teman sekelasnya, Sea mulai dekat semenjak kejadian ia dan Michle datang ke kelas dengan baju basah akibat bermain di bawah hujan. Teman teman sibuk memarahi mereka karena mengotori lantai kelas lalu membersihkan bersama sama dan mereka sekelas tertawa riang saat Edward ketua kelas itu terpeleset hingga jatuh tersungkur.

Kini Gracia menghampiri Sea yang tengah berbincang bincang dengan anak kelas. Menariknya lalu menjauhkannya dari teman teman sekelasnya.

"Kau ini kenapa Gracia?" Tanya Sea.

"Ini hal penting yang seharusanya aku tanyakan padamu sedari dulu, mengapa kau bisa sedekat itu dengan Michle kau tahu kan ia itu orang yang sangat dingin ia jarang sekali berbincang saat di kelas dan selalu menghindari kontak langsung dengan dengan wanita terkecuali teman sekelasnya tapi dia berbeda saat bersamamu Sea" jelas Gracia panjang lebar.

"Aku pun tak tahu, tapi aku bahagia jika ia berubah karenaku" ujar Sea.

"Apakah kau tidak curiga dengan Michle, entah mengapa aku merasa dia menyukaimu"

"Itu tidak mungkin, ia punya banyak penggemar wanita yang cantik seperti kak Jenny contohnya"

"Benar juga sepertinya dugaan ku salah yasudah ayo kita pergi ke depan panggung sebentar lagi Michle dan Bandnnya akan tampil" ujar Gracia.

Mereka berjalan beriringan melewati lautan manusia agar dapat sampai kedepan panggung. Michle tampil dengan gayanya yang tak pernah Sea sangka bahwa itu Michle ,ia tak pernah tahu bahwa Michle sejago itu dalam hal bermain drum. Michle hanya bercerita bahwa ia menyukai drum itu saja.

Sea dan Gracia bersorak meneriaki temannya yang tengah tampil di atas panggung. Ini layaknya konser banyak orang meneriaki nama Michle dan juga anggota Band lainnya, menyanyi bersama dengan para penggemar lainnya.

Setelah selesai Michle menghampiri Sea yang tengah duduk bersama dengan Gracia di bangku taman, ia tersenyum melihat wajah Sea ia melihat semunya saat Sea meneriaki namanya saat ia tampil bernyanyi di antara lautan manusia lainnya.

"Itu Michle sana pergi hampiri dia aku akan menghampiri teman kelas lainnya " ucap Gracia.

Sea mengangguk mengiyakan lalu menghampiri Michle yang tengah berjalan menghampirinya.

"Kau keren " ujar Sea.

"Kau sangat semangat meneriaki namaku " ujar Michle di sertai senyum

Tak lama hujan turun membasahi bumi ini membuat semua orang berhamburan mencari tempat berteduh tapi tidak dengan Michle dan Sea mereka masih berdiri dan saling menatap. Sea memberi isyarat dengan anggunkan dan mereka bermain di bawah hujan si malam hari ini ini benar benar hari yang sangat membahagiakan bagi Sea.

Satu tahun berlangsung mereka tetap berteman Sea sudah kenal dengan keluarga Espinosa mereka baik dan juga ramah. Tak jarang Sea bermain kerumah Michle untuk belajar bersama juga sebaliknya.

Hari ini hari Jum'at seperti biasa sekolah akan pulang cepat di hari ini, biasanya Sea akan pergi untuk nonton bersama dengan Michle tapi Emely memintanya untuk pulang cepat kerena akan ada makan siang antar keluarga besar.  Kali ini Sea pulang di jemput oleh John dan Emely. Sea tak banyak berpikir dan langsung memasuki mobil. Emely meminta Sea untuk bersiap siap tak lupa memakai dress selutut yang beberapa hari yang lalu ia buat spesial untuk hari ini.

Mereka sekeluarga berangkat menuju hotel berbintang lima akan ada acara makan siang tertutup kali ini. Aneh itu yang di rasakan Sea. Setelah sampai ternyata keluarga itu sudah sampai lebih dulu. Seperti biasanya kita semua berbincang sebelum memulai makan siang tersebut.

"Kita langsung ke intinya saja ya disini kami keluarga Dollan dan keluarga Dalton ingin menjodohkan anak dari keluarga Sea dengan Grey anak saya"

Sea terbelalak mendengar apa yang baru saja ibu Dollan katakan, ia ingin mengintrupsi tapi Emely melarangnya.

"Iya saya terima perjodohan ini" ucap Emely.

Sea tak percaya akan semua ini ia  masih sekola ia kini duduk di kelas 3 SMA, beberapa bulan lagi ia akan menghadapi ujian.

"Mami minta maaf, mami tau ini emang gak adil buat Sea tapi mami selalu ingin ngasih yang terbaik untuk Sea "

Sea ingin pergi tapi ia tak bisa ia tak ingin melawan orang tuanya ia tahu bahwa orang tuanya tak pernah meminta apapun kepadanya kini tinggal ia lah yang harus berbakti kepada orang tuanya, tapi Michle ia yang selalu membuat Sea tersenyum sepanjang hari tertawa bersama rasa yang terpendam selama ini rasa yang selama ini ia tutupi agar pertemanan mereka tidak hancur.

Mungkin memang Michle bukan jodohnya, Tuhan pasti akan memberikan orang terbaik sebagai pendamping hidup Sea dan itu mungkin bukan Michle. Tapi Sea selalu berharap bahwa itu adalah Michle.

"Kamu akan menikah dengan Gray setelah kamu lulus SMA semua mami yang mengurus kamu hanya tinggal menikah dan bersiap" ujar Emely.

Sea tak punya kekuatan apa apa ini permintaan pertama Emely padanya mana mungkin ia bisa menolaknya. Hari hari masib berjalan seperti biasanya Sea masih belum berani mengatakan tentang perjodohan ini kepada Michle.

"Sea mengapa kamu tidak pernah bercerita tentang lelaki yang kau suka kepadaku ?" Tanya Michle tiba-tiba.

"Kau pun sebaliknya tak pernah menceritakan tentang wanita yang kau suka "ujar Sea tak mau kalah.

"Itu rahasia suatu saat kau akan tau siapa orangnya " ujar Michle.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tak terasa kini ujian sekolah sudah di depan mata pertanda ia akan segera menikah beberapa minggu lagi ia masih belum siap mengungkapkannya pada Michle pada lelaki yang ia sukai selama ini.

Ujian telah selesai kini hanya ada waktu 2 minggu untuk persiapan pernikahan. Sea benar benar tak habis pikir ia akan menjadi seorang istri dua minggu lagi. Ia teringat akan janjinya dulu bahwa apapun yang terjadi ia akan mengungkapkan semua apa yang ia rasakan pada Michle.

Michle, nanti sore di taman bunga ada yang ingin ku bicarakan.

Sea mengirim pesan kepada Michle apapun yang terjadi ia harus tetap berkata sejujurnya tentang pernikahan ini. Sea melihat jam kini jam sudah menunjukan pukul empat sore tapi masih belum juga ada tanda tanda Michle akan muncul. Sea membawa sebuah  buku Diary yang selama ini dia tulis yang akan ia berikan kepada Michle, buku itu berisi kenangan selama Sea mengenal Michle dari awal pertemuan mereka. Hujan pun turun tak di duga tapi Sea masih menunggu karena ini kesempatan terakhirmya untuk bicara dengan Michle karena setelah ini ia akan disibukkan oleh persiapan pernikahan.

"Seaaa" teriak lelaki dari kejauhan.

"Hai " sea menghampiri Michle.

"Maaf aku terlambat "

"Tak apa ini bukan sepenuhnya salah mu, Mic dengarkan semua perkataan ku jangan selah aku disaat aku berbicara oke" pinta Sea dibalas anggukan oleh Michle.

Dibawah hujan yang deras ini Sea Almeera Dalton akan menyampaikan semua isi hatinya dan juga tentang pernikahannya ini benar benar terjadi disaat hujan turun kali ini kesedihan bagi Sea ia harus meninggalkan teman sekaligus orang yang selama ini dia sukai.

"Michle aku menyukaimu sejak kita bertemu ,maaf aku baru memberitahumu, tapi ini memang kesempatan terkahirku untuk menyampaikannya padamu, dengar Michle ini bukan keinginanku tapi ini kehendak Tuhan penciptamu, aku akan menikah dua minggu lagi, maaf aku tak pernah bercerita tentang ini karena aku masih belum siap untuk menyampaikan perasaanku padamu, benar kata orang bahwa di setiap pertemanan antara lelaki dan perempuan pasti salah satunya memiliki rasa yang lebih terhadap yang lain dan disini aku yang memilikinya kepadamu, aku minta maaf karena aku tidak pernah bercerita dan ini buku diary yang selalu kutulis setiap hari berisi kenangan tentang kau dan aku" ujar Sea seraya memberikan buku diary yang sudah basah terkena air hujan.

Michle terbelalak mendengar semuanya iya tak mampu berkata.

"Aku tahu kau kaget tapi tak apa itu semua yang ingin ku sampaikan sejak lama terimakasih telah menjadi temanku aku mencintaimu Michle" ujar Sea disertai senyuman.

Sea berjalan menjauh, kali ia menangis di tengah hujan dengan kesedihan yang benar benar adanya ia tak akan lagi bisa bersama dengan orang yang ia sukai. Setelah kejadian itu Sea tidak tahu kabar Michle ia tak pernah lagi berhubungan dengannya.

Terakhir kali Emely memberi tahu bahwa Michle akan bertunangan dengan Jenny kakak kelas yang pernah melabraknya dulu. Sea memberanikan diri mengirim Michle pesan untuk mengundangnya di acara pernikahannya yang tinggal 4 hari ini.

Hari pernikahan pun tiba dimana Sea Almeera Dalton akan di pinang oleh seorang Grey Dollan. Sea merapikan sekali lagi riasannya melihat ke arah jendela luar dan berharap bahwa Michle akan datang di acara pernikahannya tapi apa boleh buat Emely berkata bahwa hari ini bertepatan dengan hari dimana Michle bertunangan dengan Jenny. Sea berjalan menghampiri ayahnya yang sudah bersiap.

"Hari ini anak Daddy cantik." seraya tersenyum kepada anak kesayangannya.

Sea dan John berjalan beriringan menuju altar disana sudah ada Grey yang terlihat tampan dengan setelan tuxedonya. Setelah sampai dia depan altar Daddy menyatukan tangan Grey dan Sea. Grey menggenggam tangan Sea seraya tersenyum.

"Mohon maaf untuk para tamu yang telah hadir kepada sodara Michle silahkan menghampiri sumber suara" ujar Grey.

Sea terbelalak seketika mendengar ucapan Grey , apa maksud dari semua itu bagai mana ia tahu tentang Michle. Benar saja tak lama Michle datang menghampiri Sea dan Grey. Michle melarikan diri dari pertunangannya dan berbicara kepada ibunya bahwa ia mencintai Sea lalu ia meninggalkan pertunangan dan pergi ke pernikahan Sea.

"Sea aku tahu bahwa kau dan Michle saling mencintai dan aku tidak bisa memisahkan kalian berdua begitu saja maka dari itu aku akan membatalkan pernikahan ini dan menikahlah kau dengan Michle di tempat yang suci ini" ujar Grey.

            Betapa terkagetnya Sea mendengar semua itu. Kisah cinta memang tak selamanya manis semanis gula terkadang pahit, tapi kita tahu bahwa rencana Tuhan itu ada seperti Sea dan Michle keduanya memang di takdirkan untuk bersama hingga ajal menjemput. 


TAMAT

Terima kasih telah membaca ðŸ˜Š

Follow akun media sosial Teater Tjerobong Paberik untuk melihat kegiatan terbaru lainnya!

Instagram    : @teater_tjp

Twitter        : @TeaterTJP

Youtube      : Tjerobong Paberik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar