Hujan
Di pagi
hari yang cerah ini adalah hari yang baru bagi Sea Almeera Dalton ini adalah
hari pertamanya bersekolah. Iya baru saja kembali setelah 5 tahun menetap di
negeri Gingseng Korea karena ayahnya John Dalton yang harus mengatur perusahaan
di cabang Korea dan ibunya yang mengurusi butik dengan merek ternamanya. Sea
tahu sulit sekali untuk kembali beradaptasi dengan sekitar setelah 5 tahun
meninggalkan negeri ini.
"Seaaa bangun ini sudah jam 6
kau akan terlambat nak" teriak mami Emely dari lantai bawah.
Sea
terperanjat seketika setelah mendengar teriakan Mama Emely lalu berlari untuk
mandi dan mengejar waktu agar tidak terlambat. Ia menggunakan seragam baru nya
mengikat rambutnya yang tergerai dan membubuhkan sedikit liptint di bibirnya.
Sekarang ia siap untuk berangkat, ia mengambil tasnya lalu berlari kelantai
bawah menemui Emely.
"Mami aku pamit " ujar
Sea.
"Sarapan dulu" ucap Emely
meminta anaknya untuk sarapan.
"Tidak mi tidak akan sempat aku
akan sarapan di kantin sekolah saja maaf kan anak mu ini mami" ujar Sea
lalu mencium tangan Emely.
Lima
belas menit lagi bel masuk tapi ia masih di perjalanan terjebak padatnya
jalanan di pagi hari membuat Sea sedikit kesal di hari pertamanya bersekolah
ini. Sungguh bukan ini yang ia harapkan melainkan datang pagi dan berkeliling
melihat betapa megahnya sekolah barunya.
Jalanan
kota semakin padat padahal ia sudah sangat dekat dengan sekolah Victoria
didepan sana dengan gerbang hitam menjulang besar yang sebentar lagi akan
tertutup.
"Tak akan ku biarkan kau tertutup
sebelum aku melewati mu." gumam Sea dalam hati.
"Pak turun kan aku disini." pinta Sea pada supir pribadinya itu.
Pak
supir meminggirkan kendaraan untuk menurunkan Sea. Sea berlari terengah-engah menatap gerbang yang akan
tertutup sebentar lagi.
"Brukk" ia bertabrakan
tepat di depan gerbang besar itu. Sea tersungkur, lututnya memar dan tangannya
penuh dengan luka dan darah.
"Kau baik baik saja ?"
tanya lelaki itu, dia yang bertabrakan dengan Sea namun ia hanya mendapatkan
luka kecil di bagian sikutnya.
"Aku baik baik saja" jawab
Sea, ia mencoba untuk berdiri mencoba bertumpu dengan kakinya sendiri namun
luka itu membuatnya lemah, ia terjatuh kembali. Tak dapat di pungkiri luka
memar di bagian kakinya membuatnya sedikit meringis.
"Aku akan membantumu " ujar
lelaki itu.
Sea
hanya bisa pasrah akan keadaannya sekarang jika Emely tahu pasti ia akan di
marahi habis habisan. Emely benci melihat putrinya tersakiti maka dari itu
sejak Sea lahir kedunia ia selalu memanjakan Sea dengan segala hal yang ia
punya. Anak
lelaki itu memapah Sea berjalan menuju ruang kelasnya.
"Kenapa kau mengantarku kekelas
mu?" tanya
Sea.
"Semua anak kelas tahu bahwa
kau itu murid baru di kelas ini" jawan anak lelaki itu.
Sea hanya menjawab dengan anggukan.
"Tunggu disini aku akan mengambilkan
mu obat" ujar anak lelaki itu lalu pergi seketika.
Sea
memperhatikan luka di bagian tubuhnya memar membiru dan mulai bernanah di
bagian lututnya dan lecet berdarah di bagian telapak tangan dan sikutnya. Hari ini hancur mulai dari Sea yang
terlambat bangun, kepadatan lalu lintas di pagi hari hingga tersungkur, nanti
apalagi?. Lelaki itu kembali dengan membawa sebuah kotak bertuliskan
P3K. Ia berjalan menghampiri Sea yang tengah duduk memperhatikan luka dia
tanganya dan sesekali meringis.
"Sini biar ku obati
lukamu". Sea
hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan lelaki itu.
Ia mulai membersihkan luka Sea satu
persatu dengan hati hati lalu membubuhkan obat merah dan memperbannya.
"Sudah selesai". Ujar
lelaki itu.
"Terimakasih" ucap Sea.
Lelaki itu hanya menggangukan kepala lalu
berjalan meninggalkan Sea. Belum sempat ia berjalan Sea menarik
lengan kirinya membuat ia berbalik dan menatap Sea.
"Kau juga terluka biar aku yang
obati luka mu" ujar Sea.
"Ini hanya luka kecil kau tak
usah khawatir"
"Tapi itu akan infeksi jika tak
di obati ".
Sea tak memerdulikan ucapan lelaki
itu ia menarik lengannya membuat lelaki itu terduduk di atas meja yang ada
tepat di sebelahnya. Sea mulai mengobati luka itu dengan perlahan lalu menutupnya
dengan plester.
"Selesai" ucap Sea lalu
tersenyum.
Lelaki itu menatap Sea garis senyum
terukir di wajahnya.
"Mulai saat ini jika kau butuh
sesuatu bilang saja padaku aku akan membantumu..... Sea " ujar lelaki itu
lalu berdiri dan duduk kembali tepat di sebelah Sea.
Sea memicingkan matanya satu pertanyaan
berputar putar di otaknya.
"Bagaimana kau tau namaku?" Tanya Sea.
"Nametag mu, oh ya nama ku
Michle Espinosa kau Sea Almeera Dalton kan " jawab lelaki itu memamerkan
senyumannya.
Michle
Espinosa anak lelaki itu adalah keluarga kaya berdarah Amerika Indonesia. Ia
lahir di Indonesia dan pada umur 7 tahun ia harus pindah ke Amerika
karena ayahnya yang baru saja di pindah kerjakan di Amerika ia baru kembali
setahun yang lalu setelah sekian lama ia merindukan Indonesia akhirnya ia bisa
kembali ke tempat kelahirannya ini.
Kali
ini mereka mulai berbincang Sea yang banyak bicara dan bertanya segala hal
tentang sekolah ini dan juga tentang keluarga Michle. Michle ia itu anak lelaki yang
dingin tidak pernah peduli dengan sekitarnya tapi entah kenapa ia berubah
seketika saat Sea masuk kedalam hidupnya. Ia mulai terbuka dan menceritakan
kehidupannya pada Sea. Aneh bahkan Michle sendiripun merasakannya, ia tahu bahwa
ada yang aneh dengan dirinya. Michle yang dingin kini sudah
berubah menjadi hangat. Tapi hanya pada Sea.
Pagi
ini Sea kembali bersemangat untuk sekolah mengingat akan Michle teman barunya
yang sangat menyenangkan. Sea tidak berhenti bercerita tentang Michle kepada
Emely walaupun setelah pulang sekolah kemarin Sea terkena marah Emely karena
tidak berhati hati. Memang Sea belum memiliki banyak teman seperti yang lainnya
tapi menurutnya itu sudah jauh lebih baik dari pada tidak sama sekali. Hari ini ia duduk bersama dengan
Michle berbincang akan banyak hal yang tak
disangka mereka memiliki banyak kesamaan sama sama menyukai hujan. Bermain air
di bawah hujan adalah hal kesukaan Sea karena banyak kejadian hangat yang
terjadi saat hujan.
"Sea " panggil Michle.
"Malam sabtu nanti aku akan
tampil kau harus menonton ku dan lihat seberapa kerennya aku bermain drum
" ucap Michle di sertai senyuaman .
Sea tertawa melihat temannya yang
dengan percaya dirinya menunjukan kalau ia keren.
Michle akan tampil di acara
Promnight sekolah malam sabtu nanti. Ia akan tampil sebagai drumer dia atas
panggung, menebarkan pesona seorang Michle Espinosa.
"Iya aku akan menonton mu dan
jadi penggemar dengan teriakan paling kencang" ujar Sea di iringi tawa
keduanya.
"Sea itu ada kaka kelas
memanggil mu di luar" ujar Gracia salah satu teman sekelas Michle dan Sea.
"Aku?" Tanya Sea. Ia merasa belum ia masih belum
mengenal banyak orang apalagi seorang kakak kelas bahkan berjalan di depan
koridor kelas 12 saja ia belum pernah.
"Cepat hampiri dia, aku juga
akan pergi untuk berlatih band" ujar Michle lalu meninggalkan Sea.
"Hati hati dengannya Sea aku
khawatir akanmu " ujar Gracia.
"Aku akan berhati hati"
Sea berjalan keluar menghampiri
kakak kelas yang sudah menunggunya sedari tadi. Tapi belum saja ia berhenti
kakak kelas itu sudah meneriakinya.
"Hey bocah, kau siapa berani
berani dekat dengan Michle? Kamu tidak tahu siapa aku hah ?" Tanya kakak
kelas itu dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Maaf kak tapi aku hanya
berteman dengannya tidak ada maksud lain dan aku juga tidak tahu siapa kakak
" ujar Sea ketakutan.
"Aku ini Jenny kekasih Michle
" ujarnya dengan percaya diri.
Sea terperangap seketika setelah
mendengar akan hal itu, ia masih tak percaya dari awal ia berbincang dengan
Michle mengapa ia tak pernah bicara bahwa ia memiliki kekasih.
"Jangan berani berani kau
dekati Michle jika tidak kau akan terus berurusan denganku " ujarnya lalu
pergi meninggalkan Sea.
Sea
merasa matanya memanas, air matanya sudah tak terbendung lagi. Ia berlari
menuju taman dan duduk dibangku taman seraya menutupi wajahnya yang sudah di penuhi
air mata, ia benci hal ini. Hujan tiba tiba saja turun membasahi
rerumputan hijau di hadapannya, huja turun di saat yang tidak tepat kini Sea
sedang bersedih mengapa ia harus turun. Ia tak berlari seperti orang orang
yang berhamburan saat turun hujan Sea menikmati setiap tetes air hujan sebagai
nikmat terbaik yang tuhan berikan kepada Sea. Ia kini masih bersedih di bawah
hujan deras yang mulai mulai menggenangi jalan. Ia masih tetap menyukai hujan
hanya saja sekarang ia sedang bersedih.
"Aku mencari mu kemana mana tapi
kau di sini" ujar Michle.
Sea
terperanjat seketika melihat Michle. Michle menghampiri Sea dan duduk tepat di
sebelahnya. Ia mengarahkankan kepala Sea agar ia bersandar di bahunya. Mereka
duduk menikmati hujan di setiap tetesnya berbagi kehangatan karena bersama
saling merangkul peduli akan satu sama lain.
"Maafkan aku yang terlambat
menghampirimu Sea, maaf" ujar Michel.
"Tadi Gracia memberitahuku
bahwa kau menangis karena Jenny" lanjut Michel.
"Jujurlah Mic dia kekasihmu
kan, mengapa kau tidak bercerita kepadaku ?" Tanya Sea memastikan.
"Aku bukan pacarnya ia hanya
terobsesi untuk jadi pacarku" jawab Michel.
"Jangan sedih lagi aku tak bisa
melihatmu bersedih, mari bermain di bawah hujan berasamaku" ajak Michel.
Sea hanya membalasnya dengan anggukan
di sertai senyum terbaiknya.
Hujan
kali ini tidak sepenuhnya kesedihan, dinginnya air hujan berubah menjadi
kehangatan. Semua berubah seketika saat ada Michle di sisinya, tak semua
pertemanan itu bahagia kadangkala Sea harus merasakan sedihnya berteman dengan
lelaki yang memiliki banyak penggemar seperti Michle. Perilaku dingin Michle yang dikenal
orang banyak itu sirna dengan sendirinya ketika ia dihadapkan dengan seorang
Sea Almeera Dalton satu satunya wanita yang dapat menghangatkan dinginnya
seorang Michle espinosa.
Sea
percaya bahwa setiap hujan turun pasti ada kebahagian dia dalamnya. Dan
terbukti sekarang ia sedang bermain di bahwah hujan dengan seorang Michel,
lelaki dingin yang memiliki banyak penggemar. Malam Sabtu kini menjadi malam yang sangat
Sea tunggu. Untuk pertama kalinya ia mengikuti acara sekolah sekarang ia tengah
sibuk mencari baju untuk ia pakai di acara malam nanti.
"Mami aku bingung aku akan
memakai baju apa di malam promnight nanti?" Tanya Sea bingung.
"Pakai saja baju yang baru mami
belikan kemarin, dress selutut berwarna biru tua itu" jawab Emely.
Sea mengangguk tanda setuju.
Ia mulai beranjak menuju kamar mandi
lalu bersiap merapikan diri. Ia menggunakan dress biru tua dengan
panjang selutut dipadu padankan dengan sepatu berwarna putih dan tas putih,
membiarkan rambutnya terurai dan membubuhkan make up tipis di wajahnya.
Sekarang ia siap.
"Sea cepatlah Michle
menunggumu" ujar Emely dari lantai bawah.
Emely
memang sudah mengenal Michle karena ia sering ke rumah hanya untuk bermain atau
pun mengerjakan tugas bersama Sea. Sea merapikan tatanannya sekali lagi
lalu beranjak pergi menghampiri Emely dan Michle di lantai bawah.
"Ayo berangkat " ajak Sea
lalu berpamitan.
Mereka
berjalan beriringan menuju mobil hitam yang terparkir tepat di depan rumah Sea.
Seperti biasanya mereka berbincang akan banyak hal mereka
tak pernah merasa bosan satu sama lain mereka saling menikmati kebersamaan
tanpa sadar ada rasa yang tumbuh seceara perlahan.
"Sea.... hari ini kamu
berbeda" ujar Michle.
"Iya aku mengurai rambutku hari
ini" jawab Sea polos.
"Bukan Sea, kau cantik hari
ini" ucap Michle.
Mata
Sea membelalak mendengar perkataan Michle tadi. Jantungnya berdetak tak karuan,
pipinya panas dan memunculkan warna merah merona seketika. Sea memalingkan
wajahnya malu.
Sesampainya
mereka harus berpisah karena Michle yang harus menghampiri teman seper band
nannya sedangkan Sea harus pergi menghampiri anak kelas lainnya.
"Kau harus menontonku paling
depan oke" ujar Michle seraya mengusap rambut Sea lalu pergi meninggalkan
Sea.
Pipi Sea kembali merona ia merasa
ada yang aneh dengan dirinya akhir akhir ini. Sea menghampiri teman sekelasnya,
mereka berkumpul tepat di bawah tenda khusus guru.
Ia
berbincang dengan teman sekelasnya, Sea mulai dekat semenjak kejadian ia dan Michle datang ke kelas
dengan baju basah akibat bermain di bawah hujan. Teman teman sibuk memarahi
mereka karena mengotori lantai kelas lalu membersihkan bersama sama dan mereka
sekelas tertawa riang saat Edward ketua kelas itu terpeleset hingga jatuh
tersungkur.
Kini
Gracia menghampiri Sea yang tengah berbincang bincang dengan anak kelas.
Menariknya lalu menjauhkannya dari teman teman sekelasnya.
"Kau ini kenapa Gracia?"
Tanya Sea.
"Ini hal penting yang
seharusanya aku tanyakan padamu sedari dulu, mengapa kau bisa sedekat itu
dengan Michle kau tahu kan ia itu orang yang sangat dingin ia jarang sekali
berbincang saat di kelas dan selalu menghindari kontak langsung dengan dengan
wanita terkecuali teman sekelasnya tapi dia berbeda saat bersamamu Sea"
jelas Gracia panjang lebar.
"Aku pun tak tahu, tapi aku
bahagia jika ia berubah karenaku" ujar Sea.
"Apakah kau tidak curiga dengan
Michle, entah mengapa aku merasa dia menyukaimu"
"Itu tidak mungkin, ia punya
banyak penggemar wanita yang cantik seperti kak Jenny contohnya"
"Benar juga sepertinya dugaan
ku salah yasudah ayo kita pergi ke depan panggung sebentar lagi Michle dan
Bandnnya akan tampil" ujar Gracia.
Mereka
berjalan beriringan melewati lautan manusia agar dapat sampai kedepan panggung. Michle tampil dengan gayanya yang
tak pernah Sea sangka bahwa itu Michle ,ia tak pernah tahu bahwa Michle sejago
itu dalam hal bermain drum. Michle hanya bercerita bahwa ia menyukai drum itu
saja.
Sea
dan Gracia bersorak meneriaki temannya yang tengah tampil di atas panggung. Ini
layaknya konser banyak orang meneriaki nama Michle dan juga anggota Band
lainnya, menyanyi bersama dengan para penggemar lainnya.
Setelah
selesai Michle menghampiri Sea yang tengah duduk bersama dengan Gracia di
bangku taman, ia tersenyum melihat wajah Sea ia melihat semunya saat Sea
meneriaki namanya saat ia tampil bernyanyi di antara lautan manusia lainnya.
"Itu Michle sana pergi hampiri
dia aku akan menghampiri teman kelas lainnya " ucap Gracia.
Sea mengangguk mengiyakan lalu
menghampiri Michle yang tengah berjalan menghampirinya.
"Kau keren " ujar Sea.
"Kau sangat semangat meneriaki
namaku " ujar Michle di sertai senyum
Tak
lama hujan turun membasahi bumi ini membuat semua orang berhamburan mencari
tempat berteduh tapi tidak dengan Michle dan Sea mereka masih berdiri dan
saling menatap. Sea memberi isyarat dengan anggunkan dan mereka bermain di
bawah hujan si malam hari ini ini benar benar hari yang sangat membahagiakan
bagi Sea.
Satu
tahun berlangsung mereka tetap berteman Sea sudah kenal dengan keluarga
Espinosa mereka baik dan juga ramah. Tak jarang Sea bermain kerumah Michle
untuk belajar bersama juga sebaliknya.
Hari
ini hari Jum'at
seperti biasa sekolah akan pulang cepat di hari ini, biasanya Sea akan pergi
untuk nonton bersama dengan Michle tapi Emely memintanya untuk pulang cepat
kerena akan ada makan siang antar keluarga besar. Kali ini Sea pulang di jemput oleh John dan Emely. Sea tak
banyak berpikir dan langsung memasuki mobil. Emely meminta Sea untuk bersiap siap
tak lupa memakai dress selutut yang beberapa hari yang lalu ia buat spesial
untuk hari ini.
Mereka
sekeluarga berangkat menuju hotel berbintang lima akan ada acara makan siang
tertutup kali ini. Aneh itu yang di rasakan Sea. Setelah sampai ternyata keluarga itu
sudah sampai lebih dulu. Seperti biasanya kita semua berbincang sebelum memulai
makan siang tersebut.
"Kita langsung ke intinya saja
ya disini kami keluarga Dollan dan keluarga Dalton ingin menjodohkan anak dari
keluarga Sea dengan Grey anak saya"
Sea terbelalak mendengar apa yang
baru saja ibu Dollan katakan, ia ingin mengintrupsi tapi Emely melarangnya.
"Iya saya terima perjodohan
ini" ucap Emely.
Sea tak percaya akan semua ini
ia masih sekola ia kini duduk di kelas 3 SMA, beberapa bulan lagi ia akan
menghadapi ujian.
"Mami minta maaf, mami tau ini
emang gak adil buat Sea tapi mami selalu ingin ngasih yang terbaik untuk Sea "
Sea
ingin pergi tapi ia tak bisa ia tak ingin melawan orang tuanya ia tahu bahwa
orang tuanya tak pernah meminta apapun kepadanya kini tinggal ia lah yang harus
berbakti kepada orang tuanya, tapi Michle ia yang selalu membuat Sea tersenyum
sepanjang hari tertawa bersama rasa yang terpendam selama ini rasa yang selama
ini ia tutupi agar pertemanan mereka tidak hancur.
Mungkin
memang Michle bukan jodohnya, Tuhan pasti akan memberikan orang terbaik sebagai pendamping
hidup Sea dan itu mungkin bukan Michle. Tapi Sea selalu berharap bahwa itu
adalah Michle.
"Kamu akan menikah dengan Gray setelah kamu lulus
SMA semua mami yang mengurus kamu hanya tinggal menikah dan bersiap" ujar
Emely.
Sea
tak punya kekuatan apa apa ini permintaan pertama Emely padanya mana mungkin ia
bisa menolaknya. Hari hari masib berjalan seperti biasanya Sea masih belum
berani mengatakan tentang perjodohan ini kepada Michle.
"Sea mengapa kamu tidak pernah
bercerita tentang lelaki yang kau suka kepadaku ?" Tanya Michle tiba-tiba.
"Kau pun sebaliknya tak pernah
menceritakan tentang wanita yang kau suka "ujar Sea tak mau kalah.
"Itu rahasia suatu saat kau
akan tau siapa orangnya " ujar Michle.
Hari
berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tak terasa kini
ujian sekolah sudah di depan mata pertanda ia akan segera menikah beberapa
minggu lagi ia masih belum siap mengungkapkannya pada Michle pada lelaki yang
ia sukai selama ini.
Ujian
telah selesai kini hanya ada waktu 2 minggu untuk persiapan pernikahan. Sea
benar benar tak habis pikir ia akan menjadi seorang istri dua minggu lagi. Ia
teringat akan janjinya dulu bahwa apapun yang terjadi ia akan mengungkapkan
semua apa yang ia rasakan pada Michle.
‘Michle, nanti sore di taman bunga ada yang
ingin ku bicarakan.’
Sea
mengirim pesan kepada Michle apapun yang terjadi ia harus tetap berkata sejujurnya
tentang pernikahan ini. Sea melihat jam kini jam sudah menunjukan pukul empat sore
tapi masih belum juga ada tanda tanda Michle akan muncul. Sea membawa sebuah buku Diary
yang selama ini dia tulis yang akan ia berikan kepada Michle, buku itu berisi
kenangan selama Sea mengenal Michle dari awal pertemuan mereka. Hujan pun turun tak di duga tapi Sea
masih menunggu karena ini kesempatan terakhirmya untuk bicara dengan Michle
karena setelah ini ia akan disibukkan oleh persiapan pernikahan.
"Seaaa" teriak lelaki dari
kejauhan.
"Hai " sea menghampiri Michle.
"Maaf aku terlambat "
"Tak apa ini bukan sepenuhnya
salah mu, Mic dengarkan semua perkataan ku jangan selah aku disaat aku
berbicara oke" pinta Sea dibalas anggukan oleh Michle.
Dibawah
hujan yang deras ini Sea Almeera Dalton akan menyampaikan semua isi hatinya dan
juga tentang pernikahannya ini benar benar terjadi disaat hujan turun kali ini
kesedihan bagi Sea ia harus meninggalkan teman sekaligus orang yang selama ini
dia sukai.
"Michle aku menyukaimu sejak
kita bertemu ,maaf aku baru memberitahumu, tapi ini memang kesempatan terkahirku
untuk menyampaikannya padamu, dengar Michle ini bukan keinginanku tapi ini
kehendak Tuhan penciptamu, aku akan menikah dua minggu lagi, maaf aku tak
pernah bercerita tentang ini karena aku masih belum siap untuk menyampaikan perasaanku
padamu, benar kata orang bahwa di setiap pertemanan antara lelaki dan perempuan
pasti salah satunya memiliki rasa yang lebih terhadap yang lain dan disini aku
yang memilikinya kepadamu, aku minta maaf karena aku tidak pernah bercerita dan
ini buku diary yang selalu kutulis setiap hari berisi kenangan tentang kau dan
aku" ujar Sea seraya memberikan buku diary yang sudah basah terkena air
hujan.
Michle terbelalak mendengar semuanya
iya tak mampu berkata.
"Aku tahu kau kaget tapi tak
apa itu semua yang ingin ku sampaikan sejak lama terimakasih telah menjadi
temanku aku mencintaimu Michle" ujar Sea disertai senyuman.
Sea
berjalan menjauh, kali ia menangis di tengah hujan dengan kesedihan yang benar
benar adanya ia tak akan lagi bisa bersama dengan orang yang ia sukai. Setelah kejadian itu Sea tidak tahu
kabar Michle ia tak pernah lagi berhubungan dengannya.
Terakhir
kali Emely memberi tahu bahwa Michle akan bertunangan dengan Jenny kakak kelas
yang pernah melabraknya dulu. Sea memberanikan diri mengirim Michle pesan untuk
mengundangnya di acara pernikahannya yang tinggal 4 hari ini.
Hari
pernikahan pun tiba dimana Sea Almeera Dalton akan di pinang oleh seorang Grey
Dollan. Sea merapikan sekali lagi riasannya melihat ke arah jendela luar dan berharap
bahwa Michle akan datang di acara pernikahannya tapi apa boleh buat Emely
berkata bahwa hari ini bertepatan dengan hari dimana Michle bertunangan dengan
Jenny. Sea berjalan menghampiri ayahnya yang sudah bersiap.
"Hari ini anak Daddy cantik." seraya tersenyum kepada anak
kesayangannya.
Sea
dan John berjalan beriringan menuju altar disana sudah ada Grey yang terlihat
tampan dengan setelan tuxedonya. Setelah sampai dia depan altar Daddy menyatukan tangan Grey dan Sea.
Grey menggenggam tangan Sea seraya tersenyum.
"Mohon maaf untuk para tamu
yang telah hadir kepada sodara Michle silahkan menghampiri sumber suara"
ujar Grey.
Sea
terbelalak seketika mendengar ucapan Grey , apa maksud dari semua itu bagai
mana ia tahu
tentang Michle. Benar
saja tak lama Michle datang menghampiri Sea dan Grey. Michle melarikan diri dari
pertunangannya dan berbicara kepada ibunya bahwa ia mencintai Sea lalu ia
meninggalkan pertunangan dan pergi ke pernikahan Sea.
"Sea aku tahu bahwa kau dan
Michle saling mencintai dan aku tidak bisa memisahkan kalian berdua begitu saja
maka dari itu aku akan membatalkan pernikahan ini dan menikahlah kau dengan
Michle di tempat yang suci ini" ujar Grey.
Terima kasih telah membaca 😊
Follow akun media sosial Teater Tjerobong Paberik untuk melihat kegiatan terbaru lainnya!
Instagram : @teater_tjp
Twitter : @TeaterTJP
Youtube : Tjerobong Paberik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar