Malam Hari
Pada malam hari dengan bulan purnama yang sangat bersinar menambah
suasana mencekam disebuah desa,
yang konon katanya saat malam tiba para makhluk penghisap darah mulai berkeliaran.
“Bunda, Ayah
sakit.. Annisa
harus membeli obat karena persediaan obat habis bunda.” ucap Annisa.
“Tidak akan Bund, Annisa
akan membawa bawang putih. Kasian ayah, Nisa harus membeli obat Bund.”
jawab Annisa meyakinkan
Bunda.
“Tapi
Nis..”
“Tak apa Nis, Ayah
masih kuat kok. Nghuk nghuk.” kata Ayah.
“Tidak
Ayah,
Nisa janji akan kembali dengan selamat. Nisa akan membawa perlengkapan.
Nisa tak mau Ayah kenapa-napa.” jawab Annisa
sambil mencari bawang.
“Tapi Nis..” kata Ayah dan Bunda menahan Annisa agar
tidak pergi.
“Annisa janji akan kembali Ayah,
jika Nisa tidak kembali dalam 1 jam Ayah bisa mencari
Nisa bersama warga desa.”
“Baiklah nak, hati hati. Ingat janji
mu akan kembali.” ucap Ayah.
Nisa
pun pergi meninggalkan rumahnya dan membawa bawang putih yang ia kalungkan dilehernya.
“Kenapa gelap sekali, semoga aku
selamat sampai ke tujuan untuk membeli obat.” gumam Annisa.
Perjalanan yang gelap hanya disinari oleh sinar rembulan dan sinar
lampu lentera yang dibawa annisa untuk menerangi jalannya yang gelap gulita.
Suasana mencekam mulai dirasakan Annisa saat melewati hutan yang kata warga
sekitar memiliki mahluk peghisap darah yang terkenal disebut vampire. Lolongan
serigala mulai terdengar menambah suasana mencekam yang dirasakan Annisa,
perasaan diikuti dari belakang membuat langkah annisa makin cepat. Sampai
tiba-tiba Annisa tersandung batu
“Aduhh, sakit..”
Seorang
pria tiba-tiba datang dan sambil mengulurkan tangan seraya berkata “kamu tak apa?”
“Tak apa, terimakasih” jawab
menyambut uluran tangan pria
tersebut.
“Hati hati lain kali, pastikan kalung
bawangmu tidak hilang. Karena mereka akan makin mendekat.” kata pria itu.
“Baiklah, terima..” Annisa membersihkan
bajunya dan saat Annisa ingin mengucapkan terimakasih, pria itu sudah hilang dalam sekejap.
Perasaan
takut menghinggapi Annisa. Segera ia berlari sekencang mungkin untuk sampai ke apotik
yang mulai terlihat. Sesampainya
di Apotik
“Saya beli obat **** untuk Ayah
saya.” ucap Annisa kepada pegawai Apotik.
“Baik,
mohon ditunggu nona.” jawab pegawai Apotik seraya pergi untuk mengambil obat
pesanan Annisa dan 5 menit kemudian pegawai Apotik itu kembali.
“Silahkan nona, ahh nona pastikan kalung
nona tidak lepas.” kata
pegawai Apotik.
“Baik, terimakasih.” jawab Annisa sambil menyerahkan uang.
Annisa
kembali melewati hutan gelap dengan lentera ditangannya dengan membawa obat. Suara
lolongan kembali terdengar, suara rumput kering terinjak membuat anisa lari
sampai ia tak sadar jika kalungnya terlepas dan bawang putihnya berceceran.
“Kalung ku..”
Suara rumput terinjak dan lolongan serigala terus terdengar, sampai
akhirnya kumpulan pria mengerubuni Annisa sambil memperlihatkan gigi taring dan
mata merahnya.
“Tolongg…..” teriak Annisa ketakutan.
“Tak akan ada yang menyelamatkan
kamu nona manis, dari tadi kami mengincar kamu, tapi kamu beruntung karena tadi
ada pria yang kuat mengikutimu, dan kalungmu sekarang mereka tidak ada. Jadi
saat ini kamu santapan kami nona..” kata salah satu pria.
Para
pria mulai mengerubuti Annisa, sampai tiba-tiba ada sesuatu yang berlari cepat
menghantam para pria yang mengerubuti Annisa. Seorang pria yang tadi
menolong Annisa saat jatuh kembali.
“Bukankah sudah aku bilang untuk tidak
mengganggunya.” Kata pria yang menolong Annisa sebelumnya.
“Maaf lord, tapi kami tidak tahan.” jawab salah satu dari para pria yang
mengganggu Annisa.
“Silahkan hadapi saya dahulu jika
ingin menghisap darah dia.” kata pria penolong Annisa.
Pertarungan pun terjadi. Sampai akhirnya pria penolong
Annisa
menang dengan mudah dalam pertarungan ini. Pria itupun segara
menggendong Annisa dan membawanya berlari menuju depan rumah Annisa.
“Lain kali hati hati, dan pastikan
selalu membawa kalung mu.” kata pria
tersebut.
“Terimakasih, apakah saya boleh tau
nama anda?” Tanya
Annisa.
“Kau tak perlu tau, karena kita tidak akan
bertemu kembali.” jawab pria
itu.
“Tetapi saya sudah ingin tau siapa
nama anda.” kata
Annisa lagi.
“Edward. Nama saya, tolong ingat pesan saya.” jawab pria itu lagi.
“Baik. Terima kasih Edward.” kata Annisa.
Setelah itu, Edward menghilang dihadapan annisa secara tiba-tiba. Pertemuan Annisa dengan Edward memang sangat singkat, tetapi berhasil menggetarkan hati Annisa.
TAMAT
Terima kasih telah membaca 😊
Follow akun media sosial Teater Tjerobong Paberik untuk melihat kegiatan
terbaru lainnya!
Instagram : @teater_tjp
Twitter : @TeaterTJP
Youtube : Tjerobong Paberik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar