Rabu, 07 Juli 2021

Cerpen "Malam Hari" - Karya Bunga

 Malam Hari

Cerpen Karya : Bunga Aprilia Swandi


Pada malam hari dengan bulan purnama yang sangat bersinar menambah suasana mencekam  disebuah desa, yang konon katanya saat malam tiba para makhluk penghisap darah mulai berkeliaran.

Bunda, Ayah sakit.. Annisa harus membeli obat karena persediaan obat habis bunda.” ucap Annisa.

Jangan Nis, kamu lupa di desa kita makhluk supranatural penghisap darah itu ada. Bunda
tak mau kehilangan kamu Nis.” larang Bunda.

“Tidak akan Bund, Annisa akan membawa bawang putih. Kasian ayah, Nisa harus membeli obat Bund.” jawab Annisa meyakinkan Bunda.

“Tapi Nis..

“Tak apa Nis, Ayah masih kuat kok. Nghuk nghuk. kata Ayah.

Tidak Ayah, Nisa janji akan kembali dengan selamat. Nisa akan membawa perlengkapan. Nisa tak mau Ayah kenapa-napa. jawab Annisa sambil mencari bawang.

Tapi Nis..” kata Ayah dan Bunda menahan Annisa agar tidak pergi.

Annisa janji akan kembali Ayah, jika Nisa tidak kembali dalam 1 jam Ayah bisa mencari Nisa bersama warga desa.

Baiklah nak, hati hati. Ingat janji mu akan kembali.” ucap Ayah.

Nisa pun pergi meninggalkan rumahnya dan membawa bawang putih yang ia kalungkan dilehernya.

 “Kenapa gelap sekali, semoga aku selamat sampai ke tujuan untuk membeli obat.” gumam Annisa.

Perjalanan yang gelap hanya disinari oleh sinar rembulan dan sinar lampu lentera yang dibawa annisa untuk menerangi jalannya yang gelap gulita. Suasana mencekam mulai dirasakan Annisa saat melewati hutan yang kata warga sekitar memiliki mahluk peghisap darah yang terkenal disebut vampire. Lolongan serigala mulai terdengar menambah suasana mencekam yang dirasakan Annisa, perasaan diikuti dari belakang membuat langkah annisa makin cepat. Sampai tiba-tiba Annisa tersandung batu

Aduhh, sakit..

Seorang pria tiba-tiba datang dan sambil mengulurkan tangan seraya berkata kamu tak apa?”

“Tak apa, terimakasih jawab menyambut uluran tangan pria tersebut.

“Hati hati lain kali, pastikan kalung bawangmu tidak hilang. Karena mereka akan makin mendekat.” kata pria itu.

Baiklah, terima..Annisa membersihkan bajunya dan saat Annisa ingin mengucapkan terimakasih, pria itu sudah hilang dalam sekejap.

Perasaan takut menghinggapi Annisa. Segera ia berlari sekencang mungkin untuk sampai ke apotik yang mulai terlihat. Sesampainya di Apotik

“Saya beli obat **** untuk Ayah saya.” ucap Annisa kepada pegawai Apotik.

“Baik, mohon ditunggu nona.” jawab pegawai Apotik seraya pergi untuk mengambil obat pesanan Annisa dan 5 menit kemudian pegawai Apotik itu kembali.

“Silahkan nona, ahh nona pastikan kalung nona tidak lepas.” kata pegawai Apotik.

“Baik, terimakasih.” jawab Annisa sambil menyerahkan uang.

Annisa kembali melewati hutan gelap dengan lentera ditangannya dengan membawa obat. Suara lolongan kembali terdengar, suara rumput kering terinjak membuat anisa lari sampai ia tak sadar jika kalungnya terlepas dan bawang putihnya berceceran.

Kalung ku..

Suara rumput terinjak dan lolongan serigala terus terdengar, sampai akhirnya kumpulan pria mengerubuni Annisa sambil memperlihatkan gigi taring dan mata merahnya.

Tolongg…..” teriak Annisa ketakutan.

“Tak akan ada yang menyelamatkan kamu nona manis, dari tadi kami mengincar kamu, tapi kamu beruntung karena tadi ada pria yang kuat mengikutimu, dan kalungmu sekarang mereka tidak ada. Jadi saat ini kamu santapan kami nona..” kata salah satu pria.

Para pria mulai mengerubuti Annisa, sampai tiba-tiba ada sesuatu yang berlari cepat menghantam para pria yang mengerubuti Annisa. Seorang pria yang tadi menolong Annisa saat jatuh kembali.

“Bukankah sudah aku bilang untuk tidak mengganggunya.” Kata pria yang menolong Annisa sebelumnya.

“Maaf lord, tapi kami tidak tahan.” jawab salah satu dari para pria yang mengganggu Annisa.

“Silahkan hadapi saya dahulu jika ingin menghisap darah dia.” kata pria penolong Annisa.

Pertarungan pun terjadi. Sampai akhirnya pria penolong Annisa menang dengan mudah dalam pertarungan ini. Pria itupun segara menggendong Annisa dan membawanya berlari menuju depan rumah Annisa.

“Lain kali hati hati, dan pastikan selalu membawa kalung mu.” kata pria tersebut.

“Terimakasih, apakah saya boleh tau nama anda?” Tanya Annisa.

“Kau tak perlu tau, karena kita tidak akan bertemu kembali.” jawab pria itu.

“Tetapi saya sudah ingin tau siapa nama anda.” kata Annisa lagi.

Edward. Nama saya, tolong ingat pesan saya.” jawab pria itu lagi.

“Baik. Terima kasih Edward.” kata Annisa.

Setelah itu, Edward menghilang dihadapan annisa secara tiba-tiba. Pertemuan Annisa dengan Edward memang sangat singkat, tetapi berhasil menggetarkan hati Annisa.


TAMAT

Terima kasih telah membaca 😊

Follow akun media sosial Teater Tjerobong Paberik untuk melihat kegiatan terbaru lainnya!

Instagram    : @teater_tjp

Twitter        : @TeaterTJP

Youtube      : Tjerobong Paberik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar